Amsal
Berkat-berkat Orang Benar.
Pelajaran #5 untuk 31 Januari, 2015
Alkitab: Amsal 10:1-14; 11-13; Matius 19:19; Yoh 3:16.
1. Seperti yang kita telah temukan, kitab Amsal adalah baik dalam menunjukkan perbedaan-perbedaan. Amsal 10-13 yang kita pelajari minggu ini fokus pada perbedaan diantara mereka yang melakukan yang benar dan mereka yang melakukan kejahatan. Perkataan zedeq berarti benar atau kebenaran dan dalam beberapa terjemahan/Versi diterjemahkan keadilan(justice). Apakah keadilan berarti sesuatu yang berbeda dari kebenaran bagi Anda?. Beberapa sekolah mengajarkan kursus pelajaran Peradilan Kriminal/pidana. Apakah ada hal seperti itu sebagai kebenaran pidana?. Makna/arti keadilan dan kebenaran telah berubah. Pelajaran ini melihat kepada berkat-berkat orang benar. Apa yang kitab Amsal sedang sampaikan kepada kita bahwa hikmat adalah kebenaran, dan “kebenaran” berarti berjalan sesuai dengan kehendak Allah—berjalan dalam iman dan penurutan kepada apa yang Allah telah panggil kita untuk melakukannya.
2. Fasal-fasal ini (Amsal 10-13) menunjukkan bahwa kebenaran berarti berjalan sesuai dengan kehendak Allah--melakukan apa yang benar karena hal itu adalah benar. Namun menarik bahwa setiap pilihan yang berlawanan mungkin, hasil-hasil akhirnya akan menjadi bencana. Apakah kita tidak percaya bahwa Allah tidak pernah meminta kita untuk melakukan sesuatu yang tidak untuk kebaikan kita?. Kebenaran adalah sebuah pemberian, yang datang dari Allah. Lawannya adalah kebodohan dan ketidaksetiaan. Hikmat adalah keadilan, atau kebenaran, kebodohan adalah dosa dan kejahatan—keduanya berbeda jelas.
3. Kebenaran berarti menjadi(being), melakukan(doing), dan berbicara apa yang benar. Tetapi, bagaimana kita menentukan apa yang benar?. Bagi kebanyakan orang, itu adalah sesuatu yang kita seharusnya pelajari dari keluarga dan budaya (culture) kita.
Apa yang benar adalah yang pada akhirnya menghasilkan yang terbaik bagi semua orang yang terlibat dalam konteks yang lebih besar atas karakter dan pemerintahan Allah.
4. Baca Amsal 10:1-7. Dalam ayat-ayat ini Salomo jelas membedakan/membandingkan sikap orang malas dan orang jahat dengan orang-orang benar/saleh. Dan ia telah berjanji bahwa Allah akan selalu menolong orang-orang bijak/berhikmat--mereka yang mengikuti kehendak Allah. Siapakah yang menentukan apa yang benar?. Apakah ada rasa(sense) bawaan yang benar?.
5. Setan adalah asal mula dosa/pencetus dosa; dosa dasarnya adalah sifat mementingkan diri/selfishness. Para pengikutnya di zaman kita masih mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah bisnis/usaha mereka dan tidak ada bisnis lain. Sebaliknya, mereka yang benar menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan berdampak/mempengaruhi orang lain dalam satu cara atau cara yang lain. Dalam Amsal 10:3-7, Salomo melakukan yang terbaik untuk menunjukkan bahwa perilaku yang baik mempengaruhi kita bahkan secara fisik. Barangkali, dia memikirkan Imamat 19:18, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"
6. Kita perlu ingat bahwa studi yang cermat telah dilakukan untuk menunjukkan bahwa hanya 7% dari komunikasi yang benar dan bermakna/berarti dibawak oleh kata-kata mereka sendiri; 93% dilakukan oleh sikap, ekspresi wajah, dan nada suara,dll. Jadi berdasarkan keseharian, apakah kita memberikan representasi/perwakilan yang terbaik kepada kekristenan kita?. Dalam Alkitab kita hanya memiliki 7%.
Pikiran jahat sering dikhianati dalam bahasa tubuh kita dan nada suara kita.
Titik awal yang terbaik untuk hubungan yang baik dengan orang lain adalah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.(Im.19:19 NKJV).
7. Haruslah jelas sekarang bahwa komponen utama dari rangkaian pelajaran-pelajaran ini adalah mulut termasuk bibir dan lidah. Dari membaca kitab Amsal, orang bisa menyimpulkan bahwa semua ini adalah organ-organ yang paling penting dalam tubuh.
8. "Dalam versi/terjemahan King James dari buku itu, perkataan mulut digunakan sebanyak 50 kali, bibir 41 kali, dan lidah 19 kali. Penggunaan organ ini dalam pembicaraannya adalah sebuah tema tema penting dalam Amsal 10 - 29" (Adult Teachers Sabbath School Bible Study Guide untuk Senin, 26 Januari). Jelas, kata-kata kita adalah sangat berkuasa untuk yang baik atau untuk yang jahat(untuk kebaikan atau untuk kejahatan).
9. Baca Amsal 10:11; Yehezkiel 47:1-2; dan Maz. 36:6,9. Benarkah itu menunjukkan bahwa ayat-ayat yang menggambarkan sebuah mulut ini sebagaimana mestinya, sebuah "kehidupan yang baik"?(Bandingkan Yak. 3:2-12--Dosa karena lidah.)
Lidah bisa menjadi karunia yang terbaik atau terburuk yang telah diberikan kepada kita. Memang, mulut menghasilkan kehidupan, tetapi itu juga dapat membawa kematian. Mulut harus menjadi sebuah kekuatan untuk kebaikan, bukan kejahatan, sumber kehidupan, bukan kematian.
10. Sementara kita tidak akan pernah memiliki kuasa seperti yang Allah miliki, ingat bahwa Mazmur 33:6,9 dan Ibr. 1:3 memberitahukan kepada kita bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dengan berbicara sehingga itu menjadi ada.
11. Tapi, kita tidak harus menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa hal-hal akan selalu indah bagi mereka yang dengan jujur mengatakan kebenaran dan menghidupkan kehidupan yang benar. Apakah kebenaran selalu dihargai?. Ingat 2 Timotius 3:12 yang mengatakan, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya". Pikirkan tentang ratusan ribu orang Kristen yang mati syahid di masa lalu yang telah membayar harga tertinggi untuk berdiri dengan setia bagi kebenaran. Apakah jelas dalam pikiran Anda bagaimana kejujuran, kebijaksanaan/hikmat, dan kebenaran itu kontras/berbeda dengan ketidak jujuran, kesombongan dan kejahatan?.
12. Baca Amsal 11. Apakah beberapa keuntungan besar bila menjadi tulus, jujur, dan benar/saleh dalam semua yang kita lakukan?. Manfaat jangka panjang yang jelas adalah sebuah rumah surgawi dimana kita akan tinggal dalam damai dan kasih selama-lamanya bersama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tapi, bahkan sekarang, mengatakan kebenaran berarti Anda tidak perlu harus "menutupi jejak Anda".
13. Haruskah kita selalu melakukan yang benar karena hal itu benar?. Apakah pengharapan kehidupan masa depan di surga kebanyakan merupakan alasan penting untuk berperilaku dengan kerendahan hati, kejujuran, dan kasih sayang?. Meskipun ini hanyalah merupakan situasi hipotetis, bayangkan sejenak jika tidak ada kehidupan masa depan. Apakah Anda kemudian melakukan dosa terang-terangan, dan melakukan dosa secara terbuka?. Bodoh, seperti setan, hanya memikirkan keuntungan yang didapatkkan semenetara dan tidak pernah melihat manfaat jangka panjang bahkan untuk diri mereka sendiri dan tentunya tidak untuk orang lain.
14. Berapa banyak keputusan hari demi hari lainnya yang Anda buat untuk mempertimbangkan konteks kemungkinan terbesar dalam terang pertentangan besar antara Allah dan Setan dan diantara kebenaran dan ke egoisan?.
15. Baca Amsal 12. Apakah perbedaan yang Anda lihat dalam fasal ini antara kebohongan dan kejujuran/ketulusan?. Filsuf Sissela Bok telah dengan yakin menunjukkan bagaimana kebohongan itu bisa berbahaya bagi masyarakat. Dia menulis: "Suatu masyarakat, yang anggota-anggotanya tidak dapat membedakan pekabaran kebenaran dari penipuan, akhirnya akan runtuh."–Lying: Moral Choice in Public and Private Life (New York: Pantheon Books, 1978), p. 19. Demikian juga, Augustine, sebagaimana dikutip dalam pendahuluan buku Sissela Bok, mencatat bahwa:”Bila berkaitan dengan kebenaran yang rusak dan sedikit melemah, maka segala sesuatu akan tetap meragukan”.—hlm. Xv,
16. Ellen White telah menulis kata-kata ini: “Bibir berdusta adalah kekejian bagi-Nya. Dia menyatakan bahwa kedalam kota suci itu " tidak ada masuk orang yang tidak berhikmat...setiap hal yang najis, baik apapun yang mengerjakan kekejian, atau yang membuat suatu kebohongan."—My Life Today, p. 331.5; bandingkan AA 75.3; HP 179.2-4; RH, February 2, 1911 par. 18; 20MR 30.6-31.1. Ketika kita berpikir betapa berkuasanya kata-kata, kita juga harus berpikir tentang kebohongan, karena sebagian besar kebohongan disampaikan dengan kata-kata. Siapakah yang tidak merasakan penghianatan, perasaan cemar, ketika berbohong?.
17. Berapa banyak program TV menggambarkan orang-orang yang berbohong untuk mendapatkan jalan keluar dari hampir setiap jenis masalah?. Apakah yang kita pelajarai jika kita menontonnya?.
18. Sering, dalam budaya kita saat ini di televisi, digambarkan bahwa seseorang yang berbohong entah bagaimana diuntungkan sementara yang lainnya menderita karenanya. Tetapi, apakah akibat kebohongan itu kepada seseorang yang berbuat kebohongan?. Pernahkah Anda menemukan seseorang yang tampaknya percaya bahwa berbohong itu hanya alami?. Jika seseorang mencapai tahap di mana ia merasa benar-benar merasa nyaman tanpa rasa bersalah atau malu ketika dia berbohong, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak lagi responsif terhadap bisikan Roh Kudus. Apakah kenyataan menghukum para pembohong?.
19. Mungkin lebih baik jika semuanya hitam-putih begitu jelas seperti yang tampaknya disajikan dalam Amsal. Namun sayangnya, kita semua orang berdosa, dan kehidupan kita kadang2 menunjukkan ke egoisan hampir disetiap usaha untuk melakukan yang benar. Pada point2/titik-titik tersebut, kita harus berpaling kepada Tuhan dan memohon pengampunan-Nya yang mau Dia berikan dengan cuma-cuma. Tetapi, Dia mengakui--sebagaimana seharusnya--dosa itu melukai kita. Dan kita perlu mengingat bahwa pada akhirnya, hanya ada dua pilihan yang tersedia. (Yoh. 3:16)
Bisakah kita secara jujur disebut" Orang-orang Kristen berdosa"?.
20. Baca Amsal 13. Fasal ini meyediakan kepada kita serangkaian perbedaan diantara hasil menjadi orang benar dan hasil menjadi orang jahat; hasil menjadi orang berhikmat dan hasil menjadi orang bodoh. Bisakah kita memahami arti dari Amsal-amsal ini?.
21. Terpisah/terlepas dari masalah/issu kehidupan kekal, apakah ada keuntungan untuk menghidupkan/menjalani suatu kehidupan iman didalam Kristus?.
22. Cepat atau lambar, apakah orang-orang mencari tahu siapa yang benar/jujur, tulus, rendah hati, dan membantu dalam membedakan mereka yang tidak benar,tulus dan rendah hati?.Apakah Allah benar-benar menghukum orang jahat/fasik?. Atau, apakah mereka hanya menuai akibatnya/hasilnya?. Penipuan terbesar dalam pikiran manusia pada zaman Yesus adalah bahwa semata-mata mengiakan/menyetujui kebenaran sudah merupakan kebenaran. Dalam semua pengalaman manusia, pengetahuan teoritis tentang kebenaran telah terbukti tidak cukup untuk menyelamatkan jiwa. Itu tidak mendatangkan buah kebenaran. Satu kecemburuan sering menyertai satu kebencian kebenaran sejati seperti yang terwujud dalam kehidupan. Fasal-fasal tergelap dari sejarah telah dibebani dengan catatan kejahatan yang dilakukan oleh para rohaniwan yang fanatik. Orang-orang Farisi telah mengakui sebagai anak-anak Abraham, dan telah menyombongkan diri dengan menyatakan bahwa mereka memiliki firiman Allah; namun keuntungan2 ini tidak melindungai mereka dari ke egoisan, keganasan, keserakahan, dan kemunafikan. Mereka mengira diri mereka adalah orang beragama terbesa/terhebat di dunia, namun itu semua telah menuntun mereka untuk menyalibkan kemuliaan Tuhan. Bahaya yang sama masih tetap ada(The same danger still exists.) Banyak orang yang hanya mengambil nama Kristen saja, hanya karena mereka setuju kepada rukun/ajaran teologis agama tertentu saja. Tetapi mereka tidak menerapkan kebenaran itu kedalam praktek kehidupan mereka. Mereka tidak mempercayai dan mencintainya, oleh karena itu mereka belum menerima kuasa dan rahmat yang datang melalui penyucian/pengudusan kebenaran. Manusia mungkin mengakui iman didalam kebenaran; tetapi jika itu tidak membuat mereka seorang yang tulus, baik, panjang sabar, berpikiran surgawi, itu adalah merupakan kutuk bagi pemiliknya, dan melalui pengaruh mereka itu merupakan suatu kutuk bagi dunia.
Kebenaran yang diajarkan Kristus adalah penyesuaian/kecocokan hati dan kehidupan kepada kehendak Allah yang telah dinyatakan. Orang berdosa bisa menjadi orang benar hanya bila mereka memiliki iman kepada Allah dan mempertahankan satu hubungan yang vital/penting dengan-Nya. Maka kesalehan sejati akan meningkatkan pikiran dan memuliakan kehidupan. Kemudian bentuk-bentuk agama secara luar akan sesuai dengan kemurnian Kristen didalam hati (Then the external forms of religion accord with the Christian’s internal purity.) .Kemudian upacara yang dituntut dalam pelayanan bagi Allah bukan ritual yang tidak ada artinya, seperti orang-orang Farisi yang munafik. (Desire of Ages 309.2- 310.1). Orang Kristen yang mengaku orang Kristen yang bukan Kristen sejati adalah sebuah kutukan.(Professed Christians who are not real Christians are a curse.)
23. Sementara Anda membuat keputusan penting dalam hidup Anda, apakah Anda selalu mempertimbangkan lebih dahulu bagaimana itu memberi dampak/pengaruh kepada orang lain?. Apakah Hawa mempertimbang dampak dari perilakunya kepada suami dan generasi masa depannya serta alam semesta?.
24. Bagaimana kita menentukan apa yang benar dan apa yang tidak benar?. Jenis pilihan apakah yang kita miliki ddalam hidup?. Para ahli sosiologi telah mempelajari perilaku manusia secara mendalam. Orang-orang terkenal seperti Piaget and Kohlberg telah menyatakan adanya tingkat perilaku moral (levels of moral behavior.). Mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan?. Jika Anda adalah orang percaya dan sedang mencari cara untuk melakukan kehendak Allah, apakah yang membuat anda mau/rela menurut?. Bisakah Anda mengatakan, "Saya melakukan apa yang saya lakukan karena Allah telah mengatakan kepada saya untuk melakukannya, dan Dia memiliki kuasa untuk memberi upah dan membinasakan"?. Apakah ini yang membuat mengapa Anda tidak membunuh atau melakukan perzinaan, karena Allah telah berfirman, Anda tidak harus melakukannya?. Anda akan mau yang sebaliknya, tetapi Anda tidak mampu menanggung ketidak senangan itu. (Apakah yang digambarkan hal ini tentang hubungan Anda dengan Allah?)
Ini mungkin baik untuk seorang pemula atau seorang anak kecil, namun itu menunjukkan bahwa hukum Allah adalah sewenang-wenang dan tidak membuat perasaan yang baik dalam diri mereka.Itu tidak berbicara positif tentang Allah. Apa Anda lebih suka mengatakan, "Saya melakukan apa yang saya lakukan sebagai orang percaya karena Allah telah mengatakan kepada saya untuk melakukannya, dan saya mengasihi Dia dan ingin menyenangkan Dia?". Apakah ini yang membuat mengapa Anda tidak mencuri atau berbohong?. Anda akan melihat tidak ada yang salah atau berbahaya untuk melakukan hal-hal ini. Hanya saja Anda menginginkan begitu banyak untuk menyenangkan Tuhan. Untuk beberapa alasan, Dia tidak suka kalau Anda mencuri atau berbohong, dan sejak Dia telah begitu baik kepada kita, Anda merasa memiliki beberapa kewajiban untuk menyenangkan Dia. Ada pendekatan lain yang memungkin untuk menurut/ketaatan. Bisakah Anda mengatakan ini?. "Saya melakukan apa yang saya lakukan karena saya telah menemukan bahwa itu benar dan masuk akal untuk melakukannya, dan saya telah meningkatkan kekaguman dan rasa hormat untuk Dia dan yang telah mengajar dan memerintahkan saya dalam masa-masa ketidaktahuan dan ketidakdewasaan saya". —A. Graham Maxwell, I Want To Be Free, pp.33-34. Apakah orang tersebut termotivasi hanya dengan logika? Atau oleh prinsip?.
25. Mengapa kadang-kadang kita menganggap perintah Allah itu sebagai sewenang-wenang dan tidak relevan dengan kesejahteraan kita?. Orang yang mencoba mematuhi perintah-perintah Allah karena suatu rasa kewajiban semata-mata--karena dia diperlukan/dituntut melakukan demikian--tidak akan pernah masuk ke dalam sukacita penurutan/ketaatan. Ia tidak menurut. Penurutan sejati adalah suatu prinsip yang bekerja dari dalam. Itu mata air dari cinta kebenaran dan cinta akan hukum Allah. Inti dari semua kebenaran adalah kesetiaan kepada Penebus kita. Hak ini akan membawa/menuntun kita untuk melakukan yang benar karena itu adalah benar--karena melakukan yang benar berkenan kepada Allah. —Christ’s Object Lessons 97.3-98.0 (1900)
Satu penyerahan yang buruk/unhappy kepada kehendak Allah akan memperkembang karakter seorang pemberontak. Baca juga —MS 20, 1897 (MR # 970); Signs of the Times, July 22, 1897 par. 11.
26. Dalam mempertimbangkan bagian dari Amsal dalam pelajaran hari ini, apakah perbedaan itu cukup jelas untuk mendorong kita untuk mengambil hasil sekali lagi tentang pilihan-pilihan kita sendiri?.
27. Allah dengan jelas telah menciptakan kita dengan kuasa memilih. Dia telah mengetahui risiko ketika Dia melakukannya. Namun, tanpa kebebasan untuk memilih, kita tidak dapat mengasihi; dan Allah yang adalah kasih dipersonifikasikan menolak untuk menangani alam semesta yang penuh robot. Jadi, Dia mengambil risiko itu.
28. Sementara kita semua--dengan pemikiran yang sedikit berhati-hati-- menyadari bahwa kebebasan memilih adalah satu perkara yang baik, sebagian besar kia juga akan menyadari bahwa pilihan memiliki konsekwensi. Harap perhatikan bahwa kita tidak mengatakan hukuman-hukuman tetapi konsekwensi-konsekwensi. Apa yang kita lakukan menghasilkan akibatnya sendiri. (1SM 235)
29. Baca Imamat 26 dan Ulangan 28-30. Kedua bagian yang cukup panjang ini adalah penyajian/pertunjukan Allah tentang perbedaan efek yang baik dari perilaku yang baik dan efek yang buruk dari perilaku jahat.
30. Gagasan Amsal adalah untuk menunjukkan bahwa orang bijak/berhikmat adalah mereka yang bersedia untuk belajar. Ini, tentu saja, membutuhkan sejumlah kerendahan hati tertentu. Dalam kesombongannya, Iblis meras tahu apa yang terbaik. Dia pikir diat tidak perlu belajar apa-apa, bahkan dari Allahnya sendiri!. Tidak heran Amsal 9:10 memberitahukan kepada kita, "Takut akan Allah adalah permulaan daripada hikmat". Kesombongan akan menyebabkan/menuntun kepada pemberontakan terhadap Allah dan kebaikan-Nya.(Amsal 8:13; Yesaya 14:13-14)
31. Baca Amsal 13:21 dan Maz. 23:6. Kedua ayat ini menunjukkan bahwa kejahatan mengejar orang-orang berdosa sementara kebaikan dan rahmat mengejar orang-orang yang melakukan apa yang benar. Kata mengejar dalam ayat ini menunjukkan sesuatu yang dinamis, kekuatan aktif seperti memburu se ekor binatang liar.
32. Kesimpulannya, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa kasih, kerendahan hati, dan menunda kenikmatan upah sampai kehidupan yang berikut bukanlah sifat alami bagi manusia yang telah jatuh.
33. Jadi, apakah yang kita telah pelajari dari fasal-fasal ini dalam kitab Amsal?. Dapatkah Anda melihat bidang/tempat untuk pertumbuhan kerohanian pribadi.
Pdt. H.M. Siagian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar