Kamis, 08 Januari 2015

Dari Telinga Ke Kaki (Amsal 4:26,27).

PENDALAMAN PRIBADI :


PELAJARAN S.S : 10 Januari 2015.
Pelajaran 2: DARI TELINGA KE KAKI (From Ears to Feet).
 Pendahuluan:
   Saudaraku,..dari ayat inti yang terdapat dalam Amsal 4:26,27 dapat saya simpulkan bahwa apabila kita mau mendengar didikan/pengajaran hikmat dari para orang tua kita, maka kita tidak akan menyimpang ke kanan atau ke kiri melainkan terhindar dari bencana atau malapetaka yang senantiasa sedang menanti di depan kita.  Pelajaran kita yang lalu(dalam pelajaran yang I), itu mencakup tiga fasal dari Amsal (Amsal 1-3), sedangkan dalam pelajaran ke 2 ini mencakup  Amsal 4 – 6.
   Keluhan dalam Amsal 5:11-13 adalah merupakan amaran bagi semua orang yang berjalan di jalan kebodohan.  Kesemuanya ini ditemukan antara Amsal 4 – 6, yang memanggil kita agar memperhatikan panggilan hati nurani kita sebelum terlambat.
   Amsal fasal 4 – 6 menasehatkan agar  :
-Mengingat pengajaran orang tua dan para tua-tua (Ams.4:20; 5:11-13)
-Jangan mengikuti nafsu Anda yang rendah (Ams.5:15,20).
-Jangan meminjamkan uang kepada teman/tetangga.
-Agar kerja keras dan tidak malas (Amsal 6:6).
-Supaya kita jangan jatuh karena memperkembang sikap sombong  yang tidak mau mendengarkan teguran.
   Inti dari Amsal 5:11-13 menyatakan, apabila Anda telah mulai mengaku:
“Ah, mengapa aku benci didikan”, maka segera pula Anda menjadi bijak dan terhindar dari petaka yang sedang menanti Anda.
   Ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa pendengaran mempengaruhi bagaimana kita berjalan, dan bahkan keseimbangan kita dipengaruhi oleh seberapa baik kita mendengar.  Jadi pengajaran, atau pendidikan—adalah apa yang kita dengar—sangat penting untuk bagaimana kita hidup.  Namun, tidak peduli seberapa baik pengajaran tersebut, sang murid/siswa haruslah memberikan/menaruh perhatian.     Yang penting juga kita harus ketahui bahwa tidaklah cukup hanya tahu tentang yang benar dan yang salah; kita perlu tahu bagaimana memilih yang benar, BUKAN yang salah.
I. HIKMAT ORANG TUA/Ayah dan Ibu ( Baca: Amsal Fasal 4)
-Fasal ini dimulai dengan adegan  seorang ayah yang mengajarkan hukum Allah kepada anak-anaknya(ayat 1,2  “DENGARKANLAH…dst…).  Baca juga Ul.6:7-9.
-Tindakan “MENDENGAR” menandai tahapan pertama dalam pendidikan. Dalam pemikiran orang Ibrani, kursi hikmat atau kecerdasan bukanlah terletak pada OTAK, tetapi di kedua telinga (ears). Hal ini menyiratkan bahwa sebelum kita berusaha merumuskan atau memecahkan persoalan, kita perlu terlebih dahulu mendengarkannya.  Kalau demikian, hal yang kita perlukan lagi ialah: MEMPERHATIAN/ to listen. Jadi tindakan pertama selanjutnya dari hikmat adalah MEMPERHATIKAN (to listen), yang berarti bahwa hikmat datang/berasal  dari sumber luar (External source) atau dalam kasus ini , dari kedua orang tua.  Kita tidak dapat menemukan hikmat oleh diri kita sendiri. Hikmat pertama-tama adalah sesuatu yang kita terima, bukan sesuatu yang kita bentuk dengan ketrampilan kita atau yang kita gali melalui kecemerlangan penalaran kita sendiri.  Diperlukan keterlibatan hati, yang berpartisipasi dalam pencarian hikmat itu.
-Dalam Amsal 4—seorang ayah menyampaikan Torah(pengajaran) kepada anaknya dalam bentuk instruksi/pengajaran, sebagai “ilmu yang baik/pemberian yang berharga/precious gift (ayat 2).  Dia telah membagi pengajarannya ke dalam 3 bagian sbb:
1). Sebuah imbauan untuk berjalan di jalannya, yaitu di jalan hukum Allah (ay.5-13).
2).Sebuah imbauan agar tidak masuk kedalam jalan mereka yang tidak menghormati Allah (ay.14-17) dan—
3) Sebuah janji kepada mereka yang hidup tulus dan kematian bagi mereka yang tindakannya bohong dan berbicara bohong (ay.18-27)—termasuk disini lihat ayat inti dalam Amsal 4:26.
II. LINDUNGI KELUARGAMU (DARI PERZINAAN)—Amsal Fsl.5.
*Mengamarkan kita terhadap kejahatan tertentu yang mengancam 3 Aspek kehidupan: KELUARGA KITA ( 2. Hub.Sosial dan 3.Pekerjaan kita).
   Dalam perjalanan hidup, kita kerapkali menghadapi rintangan-rintangan (1 Petrus 5:8 “sadarlah dan berjaga-jagalah…). Salah satu bahaya terbesar yang kita hadapi adalah berhubungan dengan keluarga kita, yang paling berharga, rapuh/sensitive, dan merupakan wilayah yang paling dekat dari kehidupan kita.
   BAHAYA YANG I –dimulai dengan DIRI KITA SENDIRI (Ourselves) :
     -Yakni mengacu pada kata-kata kita.  Kita harus memperhatikan/menjaga LIDAH kita untuk memastikan apa yang kita katakan tidak menyampaikan suatu pesan/pekabaran yang tidak pantas.  Bibir kita harus selaras/harmonis dengan pengetahuan kita dan harus memantulkan/mencerminkan pandangan kerohanian kita.
   BAHAYA KE II—datang dari WANITA LAIN atau PRIA LAIN (WL/PL)—karena godaan bisa datang baik dari pria atau wanita yang mengganggu dalam keluarga (namun khususnya disebut disini dari wanita asing/ a “strange woman) yang bisa merayu pasangan untuk melanggar sumpah pernikahan.
   Menurut ayat ini CARA TERBAIK untuk melawan/menolak godaan/pencobaan2 tersebut, yang sering dimulai dengan kata-kata menggoda, adalah MENDENGARKAN kata-kata hikmat (Amsal 5:1).  Dengan demikian kita akan terlindungi dari perzinaan atau apa pun godaan2 yang datang ke jalan kita.
   Tetapi, tentu saja, kita bukan hanya harus menjaga DIRI KITA dari perzinaan, kita juga harus MENGHINDARI pergi ke tempat dimana “para penggoda/TEMPTRESS itu berada (Amsal 5:10); kita juga seharusnya tidak mendekati pintu rumahnya(should not approach her door—ayat 8).
   Dan pada akhirnya, disini di syarankan bahwa mungkin dari semua perlindungan terbaik melawan penggodaan untuk mencintai WL dan PL adalah dalam Amsal 5:18, yang sama dengan nasehat dalam Pengkhotbah 9:9 adalah: “CINTAILAH PASANGANMU SENDIRI” (“bersukacitalah dengan isteri masa mudamu”).
   Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki, maka Anda tidak akan mencari lagi ditempat lain.
   Catatan:
   Perzinaan dalam Amsal 5 juga melambangkan kemurtadan rohani(Spritual apostacy) atau keadaan yang immoral. Baca: Yes.53:3; Yer.3:2-9; 13:27; Yeh.16; 23; 43:7-9; Hosea 1-4; 5:3; 6:10; Nah.3:4; Wahyu 17:1,15,16; 19:2).
III. PANDANGAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG TENTANG  HAL-HAL (Amsal 6:1 – 19).
*Mengamarkan kita terhadap kejahatan tertentu yang mengancam  Aspek kehidupan HUBUNGAN SOSIAL kita. (yang ke 2).
   Amsal 6:1-19 terdiri dari 4 bagian :
1). Ayat 1-3- Mengamarkan kita –tidak menjamin pinjaman-pinjaman teman (teman yang berhutang).  LINDUNGI PERSAHABATAN.  *Mengamarkan kita terhadap kejahatan  tertentu yang mengancam HUBUNGAN SOSIAL KITA.
   Salomo memperingatkan untuk tidak menjadi penanggung bagi “orang lain”. Jika seseorang terlanjur membuat perjanjian, maka ia harus segera datang kepada sesama yang ditanggungnya dan memohon agar dibebaskan dengan cepat, sehingga meluputkan diri dari kemungkinan kehancuran, dll. Jadi perlu diperhatikan bila menjadi penanggung, karena itu merupakan jebakan bagi kita (Amsal 6:1-5).
   Ini merupakan amaran terhadap menjadi penanggung seorang sahabat yang artinya menanggung/menjamin utang seseorang jikalau dia gagal membayarnya.  Hal ini menjadikan keadaan keuangan si penanggung tergantung pada tindakan sahabat itu dan mungkin ia akan mengalami hal-hal yang tidak terkendalikan.  Keadaan ini bisa mendatangkan kemiskinan dan kehilangan ikatan persahabatan yang sudah lama.  Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa kita harus menolak untuk membantu sesame yang sungguh-sungguh membutuhkan keperluan hidup yang pokok.
   Kitab Amsal berkaitan dengan kerentanan persahabatan, menasehati kita  bagaimana untuk menjaga teman-teman kita, jika perlu, bagaimana melindungi diri kita sendiri dari mereka. Kata Ibrani untuk “teman” juga berarti “tetangga”, orang yang dekat dengan kita. Hikmat Alkitabiah menghargai persahabatan manusia dan meminta perhatian dan rasa hormat dalam persahabatan ini.
   Sangat penting agar kita agar kita mengevaluasi  situasi dan memastikan bahwa kita mampu untuk membantu teman kita. Tidak peduli seberapa baik niat Anda mungkin, adalah penting untuk berpikir sebelum Anda bertindak dan menjalankan  sesuatu yang Anda tidak dapat penuhi.
2).Ayat 6-11—Disini muncul perumpamaan tentang PEMALAS. (LINDUNGI PEKERJAANMU).  * Mengamarkan kita terhadap kejahatan tertentu yang mengancam PEKERJAAN KITA (yang ke 3). Cerita tentang SEMUT ditempatkan dalam perumpamaan ini( Ayat 6-8).  Inti cerita ini adalah: Ketekunan/Kegigihan (Perseverance).
   Semut, bukan hanya bekerja keras tetapi ia bekerja secara mandiri dan tidak perlu diawasi/di supervise. Alasan utama untuk kerja keras semut adalah masa mendatang.
   Semut itu gigih/tekun kaena mereka memiliki a long range view of things and prepare for the wintertime( memiliki pandangan jangka panjang tentang perkara-perkara dan mempersiapkan untuk musim dingin). Semut “mengantisipasi” masa kesukaran(musim dingin) dan menyiapkan diri untuk itu.  Jadi, semut mengajarkan kita hikmat untuk memikirkan masa mendatang ketika membuat rencana atau terlibat dalam sebuah aktivitas.  Sementara semt di tempat kerja, pemalas tidur. Sementara semut produktif di musim panen, pemalas terus melipat kedua tangan mereka, sebuah simbol kemalasan. Dengan kata lain, si pemalas memiliki a short term view of things (sebuah pandangan jangka pendek) dan mencoba menghindarkan ketidak nyamanan yang mungkin sedang menghalangi/merintangi kenikmatan hidup yang sekarang.  Jadi, lindungilah pekerjaan Anda, bekerjalah dengan rajin , jangan malas!.
3).Ayat 12- 15 —Orang bodoh disebut dengan “jahat”.  Orang jahat menghabiskan hidup mereka senantiasa merencanakan kejahatan dan menimbulkan pertengkaran.
   Setelah mengamarkan kita terhadap kejahatan tertentu yang mengancam tiga aspek kehidupan—Keluarga kita, hubungan sosial kita, dan pekerjaan kita—Amsal memberikan kepada kita gambaran ORANG FASIK. (LINDUNGI DIRIMU SENDIRI dari orang Fasik).
   Kedua syair (Ams.6:12-15 dan 16-19 adalah paralel, mencakup motif-motif yang sama.  Jalan orang jahat mengikuti kemalasan orang malas.  Sikap keduanya tampaknya berbeda, namun keduanya memberikan pelajaran yang sama. Keduanya juga tidak tertarik kepada pengajaran yang datang dari luar diri mereka sendiri. Keduanya mengikuti hikmat dan kecenderungan mereka sendiri.  Si pemalas tidur, telinga dan kakinya tidak berfungsi; orang jahat hanya KAKI DAN MULUT YANG BEKERJA, bukan telinga mereka.  Hasilnya adalah sama: Keduanya akan menuju kehancuran.  Sementara itu, kejahatan mempunyai dua akibat: Itu merugikan kepada siapa dosa itu dilakukan dan juga orang yang melakukan dosa itu.
4).Ayat 16-19 Disini ada muncul satu daftar TUJUH perkara yang Tuhan benci.
   *Arti daftar ini—bahwa orang bodoh mencintai perkara-perkara yang Allah benci dan menemukan kesenangan dan kebahagiaan dengan melakukan semua perkara itu.
 Apa saja yang dibenci oleh Tuhan?
1. Mata Sombong
Matius 6:22-23
“ Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Mata berbicara mengenai pandangan kita atau watak kita. Mata sombong artinya watak yang angkuh atau sikap yang congkak dan tinggi hati.
Jika sikap dan watak kita penuh kerendahan maka seluruh tubuh kita akan terang. Sebaliknya jika mata kita angkuh dan sombong maka seluruh tubuh kita akan menjadi gelap. Anda harus ingat bahwa kesombongan atau keangkuhan akan menghancurkan hidup kita. Jika Anda tidak ingin mengalami kehancuran segera singkirkan roh kesombongan dari hati Anda!
Amsal 16:18
“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
Jika Anda diberkati dengan kekayaan yang berlimpah atau dengan jabatan yang tinggi, jangan membuat Anda jadi sombong karena kesombongan akan membawa Anda ke bibir jurang kehancuran.
I Timotius 6:17
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan...”
Warning: jangan sombong!
Kesombongan akan menjauhkan kita dari hadirat Tuhan. Orang yang sombong dan angkuh akan kehilangan hubungan dengan Tuhan sehingga hidupnya akan susah.
Yeh 16:49
“Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.”
Karena kesombongannya, Raja Uzia melawan Imam Azarya sehingga ia dijauhkan dari Rumah Tuhan dan tinggal di tempat pengasingan (II Taw 26:16-21).
2. Lidah Dusta
Amsal 12:19
“ Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya,tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.”
Hal kedua yang dibenci oleh Tuhan adalah lidah dusta atau pembohong. Segala sesuatu yang kita peroleh melalui kebohongan tidak akan berumur panjang. Semuanya akan lenyap dalam sekejap.
Amsal 21:6
“Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.”
Ingat dusta dari Gehazi? Keinginannya untuk memperoleh kekayaan dengan cepat membuat dia berdusta kepada Naaman bahkan juga berdusta kepada Nabi Elisa, akibatnya ia terkena kusta dan kehilangan segalanya (II Raj 5:21-27).
3. Tangan yang menumpahkan darah
I Tawarikh 28:3
“Tetapi Allah telah berfirman kepadaku: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah.”
Raja Daud tidak bisa membangun Bait Allah karena tangannya penuh dengan darah. Jika kita suka menumpahkan darah maka kita tidak bisa membangun Bait Allah.
Kapan seseorang menumpahkan darah? Biasanya darah itu tertumpah pada saat seseorang terluka atau bahkan terbunuh karena benda tajam. Nah, lewat perkataan kita seseorang bisa terluka karena lidah kita sekalipun tidak bertulang tetapi bisa lebih tajam dari pisau yang tajam.
Sedangkan jika Anda “membenci” maka di hadapan Tuhan Anda sudah menjadi seorang pembunuh. Sebab itu, jangan biarkan hati Anda penuh dengan kebencian.
I Yohanes 3:15
“Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”
4. Hati yang jahat
Amsal 6:14
“ yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran.”
Hal ke-empat yang dibenci oleh Tuhan adalah hati yang penuh dengan rancangan kejahatan. Sebagian besar umat Israel tidak bisa masuk ke Tanah Kanaan karena hati mereka penuh dengan keinginan yang jahat (I Korintus 10:5-6).
5. Langkah Kaki yang jahat
Amsal 6:18
“ kaki yang segera lari menuju kejahatan.”
Kaki berbicara mengenai tujuan perjalanan hidup seseorang. Kemana langkah kaki Anda melangkah? Jangan biarkan langkah kaki Anda menuju kepada kejahatan karena Tuhan membenci tujuan hidup yang jahat.
6. Saksi Dusta
Amsal 14:5
“Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.”
Kapan seseorang menjadi saksi dusta? Pada waktu orang itu membawa kabar bohong. Sebab itu hati-hati terhadap setiap berita yang menyudutkan seseorang. Lakukan cek dan ricek lebih dulu agar Anda tidak menjadi saksi dusta.
7. Penyebab Pertengkaran
Amsal 26:20
“ Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.”
Hal ke-tujuh yang dibenci oleh Tuhan bahkan yang menjadi kekejian di mata Tuhan adalah kalau seseorang menjadi penyebab adanya pertengkaran.
Fitnah atau Tuduhan (Ams 26:20)
Pemfitnah dapat menyebabkan pertengkaran dalam sebuah komunitas.
Pemarah (Ams 15:18)
Pemarah dapat memicu terjadinya sebuah pertengkaran.
Orang yang curang (Ams 16:28)
Begitu pula dengan orang yang curang, mereka dapat menyebabkan perselisihan dan pertengkaran.
Inilah hal-hal yang harus kita waspadai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar