Sabtu, 11 Juli 2015

GC 60th: Pentingnya Musik Dalam Hidup E.G. White.

SAN ANTONIO-Texas (02-11 Juli 2015)


Laporan Hari ke 9, Jumat malam,  10 Juli 2015 waktu di San Antonio. ( PART ONE )
Acara pagi ini dimulai dengan beberapa lagu pujian.
Pdt. Ganoune Diop, Direktur PARL GC yang baru, secara khusus memperkenalkan beberapa delegasi yang berhubungan kegiatan public affair dan religious liberty.
Lagu-lagu pujian dipersembahkan oleh beberapa orang pengerja dari Ellen White Estate, dan menyanyikan beberapa lagu kegemaran Ellen White di masa hidupnya dan disertai dengan cerita-cerita singkat.
Pdt. James R. Nix membawakan cerita-cerita yang menarik tentang Ellen White yang menuliskan akan pentingnya musik di dalam hidup ini, dan di dalam kegiatan Ibadah.
Kita dihimbau untuk menyanyikan lagu-lagu tentang kota Zion.
Salah satu lagu yang disenangi oleh Ellen White adalah lagu yang menggambarkan kedekatan kita dengan Tuhan pada setiap saat.
Dan pengalaman dekat dengan Tuhan itu sangat menyenangkan, makanya ada lagu “Sweet Hour of Prayer”.  Lagu ini kemudian dinyanyikan bersama oleh Pdt. James R. Nix dkk.
A.  Lirik lagu : Sweet Hour of Prayer
Sweet hour of prayer! sweet hour of prayer!
That calls me from a world of care,
And bids me at my Father’s throne
Make all my wants and wishes known.
In seasons of distress and grief,
My soul has often found relief,
And oft escaped the tempter’s snare,
By thy return, sweet hour of prayer!

Sweet hour of prayer! sweet hour of prayer!
The joys I feel, the bliss I share,
Of those whose anxious spirits burn
With strong desires for thy return!
With such I hasten to the place
Where God my Savior shows His face,
And gladly take my station there,
And wait for thee, sweet hour of prayer!
Di beberapa kesempatan, Ellen White merasakan kehadiran Malaikat Surga bernyanyi.
Suatu waktu di sebuah lorong dia bertemu dengan Pdt. Daniels, Ketua GC, dan dia bertanya apakah Pdt. Daniels mendengarkan suara malaikat bernyanyi?  Pdt. Daniels mengaku dia tidak mendengarkan apa-apa.  Di rumahnya Ellen White ketika dia sedang bersama cucunya Grace ; Ellen White mendengarkan suara malaikat menyanyi, ketika dia bertanya kepada Grace, tetapi cucunya itu hanya menggelengkan kepala menandakan tidak tahu.
Ellen White tahu bahwa ada saat-saat di mana dia diberikan penghiburan atau kekuatan oleh Surga melalui malaikat-malaikat Tuhan yang bernyanyi bagi dia.  Oleh sebab itu Ellen White senang dengan lagu “There Are Angels Hovering Round.”
B. Lirik lagu :  There Are Angels Hovering Round
There are angels hov'ring round,
There are angels hov'ring round,
There are angels hov'ring, hov'ring round.
To carry the tidings home,
To carry the tidings home,
To carry, carry the tidings home.
For sinners are coming home,
For sinners are coming home,
For sinners, sinners are coming home.
And Jesus bids them come,
And Jesus bids them come,
And Jesus, Jesus bids them come.
Salah satu lagu kesenangan Ellen White adalah “What A Friend We Have In Jesus.”
Ada saat-saat dia harus sendirian.  Ketika suaminya, James Springer White sudah meninggal, Ellen White merasakan bahwa Yesus selalu menjadi temannya.
C. Lirik lagu : What A Friend We Have In Jesus
What a Friend we have in Jesus,
All our sins and griefs to bear!
What a privilege to carry
Everything to God in prayer!
O what peace we often forfeit,
O what needless pain we bear,
All because we do not carry
Everything to God in prayer!
Ella White Robinson, salah satu cucu dari Ellen White yang sangat mengenal dia mengatakan bahwa lagu yang paling disenangi oleh Ellen White adalah “Jesus, Lover of My Soul” (Yesus yang Berkasihan).
Dan karena merasakan hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan, Ellen White bahkan banyak sekali menyebut ‘my’ Savior, bukan ‘our’ Savior.
D. Lirik lagu : Jesus, Lover of My Soul
Jesus, lover of my soul,
Let me to Thy bosom fly,
While the nearer waters roll,
While the tempest still is high.
Hide me, O my Savior, hide,
Till the storm of life is past;
Safe into the haven guide;
Oh, receive my soul at last.

Other refuge have I none,
Hangs my helpless soul on Thee;
Leave, ah! leave me not alone,
Still support and comfort me.
All my trust on Thee is stayed,
All my help from Thee I bring;
Cover my defenseless head
With the shadow of Thy wing.
Nama tengah dari Ellen White adalah Evangelist, yang sebenarnya Gould, itu berarti mengundang orang.  Ellen White adalah seorang yang sangat rajin untuk mengundang orang datang ke KKR atau Bible Study.  Di Elmshaven, California, di mana Ellen White tinggal pada masa tuanya, orang-orang mengatakan bahwa ada seorang wanita tua kecil yang suka bicara tentang Yesus, dia naik kuda yang memakai roda di jalan yang berbatu-batu untuk mengajak orang-orang datang ke acara perkumpulan.
Ellen White suka dengan lagu “I Will follow The My Savior.”
E. Lirik lagu : I Will follow Thee My Savior.
I will follow Thee, my Savior,
Wheresoe’er my lot may be;
Where Thou goest I will follow,
Yes, my Lord, I’ll follow Thee.
Refrain:
I will follow Thee, my Savior,
Thou didst shed Thy blood for me;
And though all men should forsake Thee,
By Thy grace I’ll follow Thee.

Though the road be rough and stormy,
Trackless as the foaming sea,
Thou hast trod this way before me,
And I gladly follow Thee.
Kepada salah satu cucunya, Grace, ditanyakan lagu jenis apa yang disukai oleh Ellen White;  Grace menjawab, lagu yang berjalan “maju” artinya lagu yang bersemangat.
Suatu kali Ellen White hadir di acara kebaktian sebuah Gereja dan ketika bernyanyi  jemaat menyanyikan lagu tersebut dengan lambat dan pelan.
Ellen White menasehatkan mereka bahwa Tuhan tidak senang dengan cara mereka bernyanyi.  Ellen White suka dengan lagu yang bersemangat seperti “As We Speak At The Realms of The Blest.”
F. Lirik lagu : As We Speak At The Realms of The Blest.
We speak of the realms of the blest,
That country so bright and so fair,
And oft are its glories confessed—
But what must it be to be there!
We speak of its pathway of gold—
Its walls decked with jewels so rare,
Its wonders and pleasures untold—
But what must it be to be there!

We speak of its freedom from sin,
From sorrow, temptation and care,
From trials without and within—
But what must it be to be there!
We speak of its service of love,
Of the robes which the glorified wear,
Of the church of the Firstborn above—
But what must it be to be there!
Pada satu hari di bulan Februari tahun 1915, Ellen White terjatuh di rumahnya di Elmshaven California.  Hal ini membuat Ellen White harus dirawat.
Hingga tanggal 16 Juli 1915 kondisinya terus menurun.  Hari itu Ellen White memanggil keluarga dan stafnya, kemudian mereka mengelilingi dia di tempat tidur, lalu mereka bernyanyi bersama-sama lagu “In the Sweet By and By.”
Ellen White ikut menyanyikan lagu ini sekalipun dalam keadaan lemah, hingga dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan beristirahat dalam Tuhan, menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali untuk menjemputnya.
G. Lirik lagu : In the Sweet By and By.
There’s a land that is fairer than day,
And by faith we can see it afar;
For the Father waits over the way
To prepare us a dwelling place there.
Refrain:
In the sweet by and by,
We shall meet on that beautiful shore;
In the sweet by and by,
We shall meet on that beautiful shore.

We shall sing on that beautiful shore
The melodious songs of the blessed;
And our spirits shall sorrow no more,
Not a sigh for the blessing of rest.

To our bountiful Father above,
We will offer our tribute of praise
For the glorious gift of His love
And the blessings that hallow our days.
Setelah lagu-lagu pujian kesenangan Ellen White ini dinyanyikan, Pdt. James R. Nix menceritakan kisah khusus tentang tangannya  Ellen White (1827-1915).
Di masa kecilnya, Lizzie menceritakan bahwa saudari kembarnya Ella (begitu dia memanggil Ellen) dengan tangan kecilnya selalu menolong dia memanjat pohon.  Bukan hanya Lizzie, tetapi tangan Ellen juga suka menolong banyak orang lain.
Ketika Ellen berumur 9 tahun, seorang teman kelasnya melempari dia dengan batu yang menyebabkan Ellen mengalami masalah dengan fisiknya.
Selain masalah dengan matanya, Ellen kesulitan juga untuk menulis, tangannya selalu gemetar.  Hal ini membuat Ellen tidak bisa melanjutkan sekolahnya.  Sekalipun demikian, Ellen White selalu berusaha membantu orang lain dengan tangannya.
Setelah kekecewaan besar, kemudian Ellen White mendapatkan penglihatan yang pertama, dan tangannya yang cacat itu bisa menulis dengan baik tanpa gemetar.  Bahkan beberapa penglihatan berikutnya, tangan Ellen bisa memegang Alkitab untuk waktu yang lama sambil menunjuk juga.
Tahun 1846 Ellen menikah dengan seorang pemuda yang juga menjadi pengikut Miller tetapi pemuda itu tetap setia mendalami Alkitab setelah itu.  Sejak saat itu, tangan Ellen selalu membantu suaminya mengurusi anak-anak mereka dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Sambil mengerjakan tugas-tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, Ellen White mulai menulis inspirasi Roh Nubuat yang diterimanya ke dalam sebuah terbitan yang didirikan oleh James White, dan terbitan ini dinamakan The Present Truth, edisi pertama bulan Juli 1849.
Namanya kemudian menjadi The Advent Review, lalu menjadi Second Advent Review and Sabbath Herald.  Tahun 1978 menjadi Adventist Review.
Diawali oleh tulisan tangan Ellen White, kini penerbitan itu telah berkembang ke seluruh dunia.  Terdapat lebih dari 60 publishing house itu dimiliki oleh GMAHK.
Ellen dan James White dikaruniai Tuhan 4 orang anak.  Henry Nichols, James Edson, William Clarence, dan John Herbert.
Henry Nichols meninggal karena sakit pneumonia di usia 16 tahun, dan John Herbert meninggal pada umur 3 bulan.  Suatu hari di tahun 1852, orang-orang melihat Ellen ‘bermain-main’ dengan anaknya Edson yang masih kecil.  Tangan Ellen mengguling-gulingkan Edson di tanah yang berair, dan Edson sepertinya sedang kesakitan dan kemudian tidak bergerak lagi.  Orang-orang ketakutan dan berteriak, tetapi Ellen meneruskan apa yang dilakukannya pada putranya itu.  Ternyata Edson memang sedang tersedak, dan dengan cara itu Ellen telah membantu Edson untuk bernafas lagi.
Tahun 1855, keluarga White pindah ke Battle creek.  Dan tiga tahun kemudian Ellen mendapatkan visi tentang Great Controversy.
Beberapa waktu kemudian dalam sebuah perjalanan dari Jacksonville, Iowa, kereta roda yang ditumpangi Ellen White mengalami kecelakaan.  Tangan kiri Ellen mengalami kelumpuhan.
Begitu tiba di Jacksonville dia harus dirawat untuk beberapa lama, dan membuat aktivitasnya terganggu.  Di sinilah Ellen sadar bahwa kecelakaan di Iowa adalah usaha setan untuk menggagalkan rencana Tuhan bagi Ellen untuk menuliskan penglihatannya tentang Great Controversy.  Setan tidak ingin pekerjaannya diungkapkan melalui tulisan tangan Ellen.
Tahun 1863  Ellen mendapatkan visi tentang reformasi kesehatan, bagaimana kita harus mengatur tubuh kita sebagai Bait Allah.  Visi yang kemudian kita kenal dengan NEWSTART.
Dari tulisan tentang reformasi kesehatan ini, pekerjaan Gereja Advent di bidang medis telah berkembang, kita sudah melatih banyak medical missionaris, memiliki sedikitnya 175 rumah sakit dan sanitarium di seluruh dunia.  Suatu waktu ketika Pdt. John Andrews sedang berkhotbah, tangan Ellen menulis puluhan lembar kertas.  Dan ketika khotbah selesai, mereka bertanya apakah dia tahu apa yang dikhotbahkan Pdt. Andrews.  Dan Ellen menceritakan kembali isi khotbah tersebut.
Tahun 1884, Ellen melihat ada tumpukan kertas dari sebuah percetakan yang hendak dibuang.  Kertas-kertas itu berisi terbitan yang rusak, namun hanya dicetak di satu sisi halaman saja.
Ellen kemudian meminta kertas-kertas tersebut dan dari kertas-kertas yang hendak dibuang itulah Ellen menulis di sisi kosong yang lain tulisan tentang buku Education.
Avondale College kemudian didirikan.  Dan sekarang lembaga pendidikan Advent memiliki lebih dari 7500 sekolah yang tersebar di seluruh dunia.
Tahun 1892 di Australia, Ellen White mulai mendapatkan inspirasi dan menulis buku terkenal yang menjadi best seller “The Desire of Ages”.  Meskipun tangan kirinya cacat, Ellen tetap bisa menulis dengan tangan kanannya.  Dengan tuntunan Roh Kudus buku itu selesai.
Kini warisan tulisan-tulisan Ellen White dapat diakses oleh siapa saja dari seluruh dunia dengan mengunjungi website www.whiteestate.org.
Meski rajin menulis, tangan Ellen masih tetap merapikan barang-barang untuk rumah mereka juga.  Banyak karpet di rumah mereka yang dikerjakan sendiri oleh Ellen.
Suatu waktu, James White melihat isterinya sedang menenun karpet yang dibuat dari bekas kain-kain sisa mereka.  Dan tiba-tiba James datang dan menyanyikan “No rag rugs carpet in Heaven”.
Ellen juga banyak membantu para misionaris dengan membuatkan mereka kaos kaki ;  kaos kaki yang menghangatkan mereka terutama di musim dingin.
Tahun 1888, ketika sedang mendengarkan Waggoner dan Jones berbicara, Ellen menenun kaos kaki untuk beberapa misionaris.
Ellen White juga sangat peduli kepada binatang.  Dia senang mengelus-elus binatang dengan penuh kasih sayang.  Anjing, kucing, kuda adalah binatang-binatang peliharaan yang dikasihinya.
Salah satu nasihatnya adalah jangan menyakiti binatang, karena kita tidak pernah tahu penderitaan apa yang mereka rasakan.
Tahun 1903, ketika GC Session membahas tentang doktrin Phanteism yang dipaksakan oleh dr. Kellogg untuk diterima oleh GMAHK, Ellen white tidak bisa hadir karena berada di Elmshaven California.  Terjadi perdebatan panjang dan tajam antara pengikut dr. Kellogg dan pimpinan GC, Pdt. Arthur Daniels.  Meskipun didesak para pendukung Kellogg, Pdt. Daniels memutuskan untuk menolak paham phanteism menjadi doktrin GMAHK.
Ketika memasuki kamarnya, Pdt. Daniels teringat akan surat dari Ellen White, ketika membuka dan membacanya,  Pdt. Daniels berterima kasih karena dia telah menuruti nasihat Ellen White untuk menolak ajaran Kellogg.  Tahun 1909 adalah GC terakhir bagi kehadiran Ellen White.  Masa tuanya tidak memungkinkan dia untuk mengadakan perjalanan jauh dari Elmshaven California.  Hingga Ellen white meninggal 16 Juli 1915, tangannya selalu menolong orang dan banyak orang lainnya.
Tahun 2015 ini, Smithsonian magazine memasukkan nama Ellen White sebagai salah satu dari 100 orang yang paling berpengaruh di Amerika sepanjang masa bersama-sama dengan Abraham Lincoln, Martin Luther King Jr., dan Helen Keller.
Mereka mengakui 2000 visi dan mimpi yang dialami Ellen White sejak usianya 17 tahun dari tahun 1844 hingga dia meninggal 70 tahun kemudian.
Tangannya telah menulis lebih dari 100 ribu halaman.  Ellen White adalah penulis wanita yang paling banyak tulisannya diterjemahkan dalam sejarah literatur, ia menulis lebih dari 5000 jurnal artikel dan 40 artikel dalam bidang keagamaan, pendidikan, nutrisi, dan kehidupan Kristen, dalam berbagai topik.  Tulisan-tulisan ini telah membangun Gereja Advent memiliki 18.5 juta pengikut di seluruh dunia sampai hari ini.  Apakah kita anggota GMAHK masih percaya kepada tulisan-tulisan Nabiah ini ?

 Sumber: Ev. Stevanus S. Widjaja, Via Milis A.I.

1 komentar: