Senin, 06 Juli 2015

GC-60th : Tentang William Miller.


SAN ANTONIO -Texas (02-11 Juli 2015)
Laporan hari ke 4, Minggu malam, 5 Juli 2015

Minggu malam acara kebaktian di isi dengan laporan kemajuan pekerjaan Tuhan dan lagu pujian dari Divisi Afrika bagian Timur-Tengah dan  Divisi Euro-Asia dan kesaksian kehidupan William Miller oleh Pdt. James R. Nix.
Laporan dari Divisi Afrika bagian Timur-Tengah malam itu dipimpin langsung oleh Ketua Divisi, Pdt. Blasious Ruguri, Officers Divisi yang didampingi oleh istri mereka masing-masing yang diperkenalkan oleh Associate Secretary GC, Rosa Banks.
Sebagian besar delegasi dari divisi Afrika ini naik ke panggung dan diperkenalkan sebagai satu divisi yang sangat ber-aneka ragam.
Laporan kemajuan pekerjaan Tuhan dari Divisi Afrika bagian Timur-Tengah ini dikemas dalam bentuk tayangan video berjudul “Destined To Fly”, menggambarkan pesatnya kemajuan yang dicapai dalam bidang evangelisasi melalui berbagai bidang seperti pendidikan, anak-anak dan BWA termasuk pelayanan untuk lembaga pemasyarakatan serta penyandang cacat.
Selama 5 tahun terakhir keanggotaan divisi ini bertambah dengan cepat dari 2.6 juta (2010) menjadi 3.1 juta (2015).
Setelah itu dilanjutkan dengan lagu pujian yang dibawakan oleh penyanyi bersuara emas asal Ukraina, Oksana Kozun dengan menyanyikan lagu “Under His Wings.”
Kemudian Pdt. James R. Nix sebagai Direktur Ellen G. White Estate, sebuah lembaga yang khusus membidangi hal-hal yang berhubungan dengan ‘warisan’ Ellen G White dan sejarah GMAHK, membawakan kesaksian khusus tentang William Miller.
Beliau mulai dengan membaca dari buku Kitab Mazmur 69:4-6 yang dulu ayat ini sering dibaca dan di khotbahkan oleh William Miller.
"Lesu aku karena berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri karena mengharapkan Allahku. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas. Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.”
William Miller (1782-1849) lahir dari keluarga yang beraneka ragam latar belakangnya.
Ayahnya adalah seorang pahlawan perang revolusi Amerika yang mengajarkan tentang patriotisme dan kefanatikan pada negara, sementara ibunya adalah anak dari seorang pendeta Baptis yang selalu mengajarkan nilai-nilai kerohanian dan kasih sayang.
Dia menikah dengan seorang gadis yang sangat rohani, bernama LUCY SMITH dan setelah menikah, William Miller menjadi seorang yang skeptis tentang Tuhan.
Lalu kemudian terjadilah perang di tahun 1812 dan William Miller kemudian terpanggil menjadi seorang patriotisme dan menuju ke medan perang.
Pada saat dia mengikuti satu pertempuran di Platsburg melawan Inggris di tahun 1814, terjadi sebuah ledakan besar di dekat William Miller, dan pecahan ledakan itu berhamburan kemana-mana, namun William Miller tidak tergores sedikitpun.
Saat itu, dia tidak memikirkan apapun tentang ledakan itu karena dia memiliki euforia bahwa Amerika harus menang.
Dan di tahun berikutnya dia dibebaskan dari angkatan perang, dan pulang membangun rumah di Whithall, New York, yang masih berdiri hingga saat ini, dan kini dimiliki oleh Adventist Heritage Ministry.
Sementara berada di rumahnya, Miller merenung dan memikirkan pertempuran di Plattsburg.  Bagaimana mungkin Amerika bisa menang?  Karena ratio jumlah pasukan tidak berimbang 1 banding 3.  Dan soal ledakan itu?  Ia bertanya dalam hati " mengapa saya tidak terkena pecahannya? Apakah benar ada Tuhan yang melindunginya? " pikir William Miller dalam hati.
"Barangkali Tuhan ada punya maksud khusus untuk Amerika? " Dia membutuhkan jawaban atas pertanyaan yang dia tanyakan sendiri dalam hati.
Akhirnya dia temukan jawaban mengenai Tuhan itu ada di dalam Alkitab.  Dan mulai saat itu, William Miller rajin membaca Alkitab.
Setelah 2 tahun membaca Akkitab ; dia jatuh cinta dengan Yesus.  Dan kemudian dia menuliskan bahwa “FirmanNya adalah kesukaanku, dan di dalam Yesus saya menemukan sahabat.”
Lama setelah itu, Miller membaca dan menemukan ayat di buku Daniel 8:14 bahwa Bait Kudus itu akan dipulikan dalam waktu 2300 tahun, dan kemudian dia menyimpulkan saat itu bahwa sahabatnya Yesus akan datang.
"25 tahun lagi (saat itu tahun 1819).  Wow, Yesus akan segera datang kembali ke bumi?  Saya harus melakukan sesuatu, tetapi kepada siapa?  Dan siapa yang mau mendengarkan akan saya?  Alasannya saya bukanlah seorang pengkhotbah dan saya hanya seorang petani."   guman William Miller saat bergumul dengan semua pertanyaan itu.
Tak lama kemudian, ada seorang dokter yang mendengarkan isi hati / pembicaraan Miller dan menganggap dia seorang gila, seorang Maniak Nubuatan.
Kata-kata dokter itu rupanya sampai ke telinga William Miller.
Suatu hari, ketika anak laki-laki Miller jatuh sakit, Miller meminta dokter yang menyebut dia gila nubuatan itu untuk datang memeriksa anaknya. Setelah memeriksa dan memberikan resep obat, dokter itu bergerak mau pulang.
Namun sebelum dokter itu keluar dari rumah Miller, dia melihat seorang laki-laki duduk di depan meja melihat keluar jendela, tampak dia sedang berbeban berat.
Dokter itu mendekat dan bertanya “Apakah engkau sedang punya masalah?”  Miller kemudian memandang dokter itu dan mengulurkan tangannya sambil berkata: “Ya, saya punya masalah dalam pikiran saya. Mengapa engkau tidak memeriksa orang yang gila nubuatan ini?”
Dokter itu kaget dan menjadi merah mukanya.
Tapi Miller tidak berhenti di situ. “Aku akan membayar berapa saja asalkan engkau dapat menyembuhkan pikiran saya.  Mengapa engkau tidak mulai mendengarkan dan menanyai saya?”
Dalam hati Miller sesungguhnya ia siap membayar berapapun agar dapat membagikan kabar sukacita bahwa Yesus akan segera datang kembali kepada orang yang menyebutnya ‘orang gila’ agar jiwa orang itu tidak binasa.
Dokter itu kemudian duduk dan mendengarkan apa saja yang dikatakan oleh si Maniak Nubuatan itu.
Bahkan ketika William Miller mulai membahas dari buku Daniel 8, Daniel 2, Daniel 6, Daniel 7, dan kembali ke buku Daniel pasal 8 ; dokter itu tidak beranjak dari kursinya, bahkan di dalam hatinya dia mendapati bahwa semua yang dikatakan oleh Miller bukanlah bualan belaka, tetapi sesuatu yang sangat masuk akal.
Setelah selesai, kemudian dokter itu pulang ke rumahnya dan merenungkan semua yang dikatakan Miller.
Hingga keesokan harinya dia kembali ke rumah William Miller dan memintanya untuk belajar bersama-sama, dan hasilnya kedua orang itu bergembira mengetahui akan kabar kedatangan Yesus yang kedua kali.
Hari itu William Miller menyadari bahwa ada orang yang mau mendengarkan dia.  Ini adalah bentuk penginjilan perorangan, bukan KKR.
Tahun 1831, Miller menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, dan Tuhan menggunakannya dengan caranya yang luar biasa. Dan dia memulai penginjilannya di New York bagian Utara hingga Timur Amerika dengan mengkhotbahkan kedatangan Yesus yang segera itu!
Tahun 1839, seorang pendeta muda di Massachussets mendengarkan khotbah William Miller.
Dan saat itu terjadilah Revival and Reformation setiapkali Miller berkhotbah.
Lalu pendeta muda itu mengundang Evangelis Miller yang sedang populer itu untuk datang berkhotbah di Gerejanya.  Mereka belum pernah bertemu, jadi melalui surat dia bertanya kepada William Miller "bagaimana saya dapat mengenali anda bilamana saya menjemput anda di stasiun kereta?"
Miller hanya mengatakan bahwa dia akan memakai topi putih dan mantel panjang.
Kemudian Pendeta muda itu mondar mandir menjemput William Miller di stasiun kereta untuk menunggu seorang yang tinggi dan berkharisma turun dari kereta.Tapi dari antara orang-orang berciri khas tersebut tidak ada yang memakai topi putih.
Hingga akhirnya ketika semua orang sudah turun, dia melihat ada seorang yang memakai topi putih, tetapi orang itu tampak biasa-biasa saja.
William Miller memang hanya setinggi 170 cm, dan dia tidak termasuk tinggi bagi ukuran kebanyakan orang Amerika.
Surat kabar waktu itu menggambarkan bahwa William Miller memiliki bentuk wajah yang bulat, bahunya gempal dan bongsor.
Pendeta muda itu kemudian mendekatinya sambil berkata dalam hati “tidak mungkin orang ini adalah William Miller.”  Lalu ketika bertemu dia berbisik malu-malu “Apakah anda William Miller?”
Orang itu menjawab, “Ya.”  Lalu mereka beranjak pergi ke rumah pendeta itu untuk makan malam.
Namun pendeta muda itu belum yakin kalau dia itu adalah William Miller.  Menurut surat-surat kabar kalau Miller berkhotbah kepalanya akan terangkat ke atas, begitu juga tangan akan selalu menunjuk ke atas.
Persepsi Pendeta Muda itu, pastilah yang namanya William Miller itu adalah seorang yang sangat berkharisma.
Jadi ketika dia membawanya ke perkumpulan di Gereja yang sudah dipenuhi jemaat, pendeta itu tidak mau mendampingi Miller ke mimbar, malahan dia duduk di belakang karena ia malu telah mengundang orang seperti itu datang berkhotbah di jemaatnya.
Namun setelah 15 menit dia mendengarkan Miller berkhotbah, dia naik ke atas mimbar duduk di belakang Miller sampai khotbahnya selesai.
Setelah itu dia meminta Miller untuk tinggal dan melanjutkan seri KKR sampai selesai.  Miller setuju, dan banyak orang bertobat, termasuk pendeta muda itu menjadi pengikut setia gerakan Miller.
Demikianlah pergerakan Miller terus berkembang, dan pengikutnya bertambah banyak hingga tahun 1843.
Di musim semi tahun 1843, pergerakan William Miller yang sudah menyeluruh di Amerika itu, mengalami kekecewaan yang besar karena Yesus tidak pernah datang seperti yang diramalkan oleh Miller pertama kali.
Banyak lelucon konyol tentang William Miller di semua surat kabar dan orang-orang menertawakan dia.  Dan ini bukanlah hal yang mudah untuk menjadi pengikut Miller pada masa itu.
Dan setelah beberapa waktu kemudian, seorang teman William Miller menulis surat kepadanya dan bertanya bagaimana kabarmu?  William Miller menjawab, “Saya baik-baik saja. Mengapa saya harus mengeluh jika Allah harus memberikan beberapa hari atau bahkan beberapa bulan sebagai kesempatan bagi beberapa orang untuk mendapatkan keselamatan… Itulah kehendak Penebusku dan saya bersukacita karena Dia melakukan hal yang benar.“
Dan ketika musim gugur tahun 1844 tiba, Tuhan Yesus juga tidak datang, William Miller menuliskan “Saya telah menghitung waktu yang lain, dan di sini saya akan berdiri hingga Allah memberikan kepada saya terang yang lebih banyak lagi dan waktu itu adalah hari ini, hari ini, dan hari ini hingga Dia datang! "
William Miller meninggal 20 Desember 1849, dan Ellen White menuliskan tentang dia: “Malaikat-malaikat menjaga debu yang berharga dari hamba Allah ini, dan dia akan bangkit ketika sangkakala terakhir itu berbunyi.” (Early Writings, 258)
Itulah kisah William Miller yang dibawakan oleh Pdt. James R. Nix, Direktur Ellen G. White Estate.
Acara selanjutnya pada minggu malam itu adalah pemutaran potongan film "Tell The World" produksi Australian Union Conference yang menceritakan cerita pendek mengenai William Miller dan Joshua Himes berlatar belakang Boston di tahun 1839.
Selanjutnya adalah acara doa dibawakan oleh Elder Rick McEdward, Direktur Global Misi GC dan umat tetap duduk ditempat masing-masing sambil melakukan meditasi dan doa.
Yang sangat menggugah adalah Instrumentalia lagu pujian dengan menampilkan sdr Kucheruk Vladislav dari Rusia yang menggesek biolanya dengan lagu “You Raise Me Up."
Kemudian Pdt. Augstin Galicia, Associate Secretary GC, memperkenalkan Divisi Euro-Asia untuk membawakan laporan kemajuan pekerjaan Tuhan di sana.
Ketua Divisi, Pdt. Guillermo Biaggi, didampingi Sekretaris dan Bendahara membawakan laporan dengan judul “Time To Act” yang juga dikemas dalam tayangan video.
Divisi yang meliputi negara-negara Eropa Timur seperti negara-negara besar al. Rusia, Ukraina, serta negara-negara pecahan Serbia, Czek, dll.
Banyak tantangan di negara-negara ini baik oleh otoritas, dan juga oleh agama-agama mayoritas di sana.  Tetapi pekerjaan Tuhan di sana terus berjalan dan Tuhan membuka jalan bagi mereka yang mau bekerja bagi-Nya untuk membawa Kabar Baik bagi yang belum mengenal Yesus Kristus.  Kuncinya adalah dengan berdoa dan berharap pada Roh Kudus maka semua pekerjaan penginjilan ini akan dapat dilaksanakan.
Sebagai penutup Oksana Kozun menyanyikan lagu “He Comes” dalam bahasa Rusia.  Dan doa penutup oleh Pdt. Guillermo Biaggi.
"Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! " Wahyu 22:20


Sumber: Ev.Stevanus S. Widjaja, Milis A.I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar