Rabu, 08 Juli 2015

GC -60th : Integritas Pioneer GMAHK.


SAN ANTONIO -Texas (02-11 Juli 2015.)
Laporan hari ke 5, Selasa malam 7 Juli 2015 Waktu San Antonio.



 Kebaktian dan laporan kemajuan perkerjaan Tuhan pada malam hari ini diawali dengan beberapa lagu pujian.  Pdt. Ganoune Diop memberikan sedikit meditasi bahwa "UmatTuhan hanya tinggal di dunia, tetapi bukan dari dunia."  pada pembukaan session malam hari itu.
Setelah itu diikuti oleh lagu pujian dari Strings & Harmony yang membawakan lagu “We Believe.”
Wakil Sekretaris GC, Elder Myron A. Iseminger memperkenalkan Divisi Asia-Pasifik bagian Utara untuk membawakan laporan pekerjaan Tuhan.
Laporan ini diawali dengan persembahan lagu pujian dari Golden Angels, vocal group resmi Divisi Asia-Pasifik Utara yang semakin dikenal saat ini.
Grup yang terdiri penyanyi-penyanyi rekrutan dari negara-negara berkulit ras kuning ini membawakan lagu berjudul “Go Light Your World.”
Pdt. Jairyong Lee, Ketua Divisi Asia-Pasifik Utara kemudian mempresentasikan laporannya di dampingi oleh delegasi dari 6 negara yang menjadikan Divisi ini sebagai Divisi berpenduduk terbanyak di dunia.
Parade dari Mongolia, China, Korea Selatan, Korea Utara, Jepang dan Taipe menyemarakkan panggung Alamodome malam itu.
Dikatakan oleh Pdt. Jairyong Lee bahwa 1,4 milyar atau ¼ penduduk bumi tinggal di teritori / wilayah Divisi Asia-Pasifik Utara tetapi hanya  4% anggota GMAHK di wilayah ini dengan total 688.106 orang.
Video report ini diberi judul “Mission First.”
Kemajuan pekerjaan Tuhan di wilayah ini ditandai dengan meningkatnya keanggotaan Advent di China yang selama ini dikenal sebagai negara tirai bambu.
Kini di China terdapat 425.000 orang anggota Advent dan akan terus bertambah.  Puji Tuhan !
Begitu juga kegiatan program Misionaris yang diprakarsai oleh Korea Selatan termasuk 1000 Missionary Movement semakin gencar dilakukan.
Kemajuan pekerjaan Tuhan di wilayah ini dicapai dengan berkembangnya kegiatan di bidang  pendidikan, kesehatan dan industri makanan sehat. Selain itu Center of Influence dibangun di mana-mana. Dan cara tercanggih untuk menerobos dinding rumah orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah lewat media radio, televisi dan internet yang berkembang dengan pesat.
Kecanggihan negara-negara dengan hi-tech nomor satu di Asia bahkan di dunia, terlihat pada video presentasi ; dan presentasi ini adalah tergolong paling canggih di antara video-video presentasi dari semua Divisi yang ada saat ini.
Doa adalah andalan yang selalu dipanjatkan oleh pimpinan dan anggota-anggota di Divisi ini untuk mencapai visi dan misi Gereja. Maka itu Pdt. Lee pada kesempatan presentasi itu meminta dukungan doa dari peserta yang hadir di GC Session agar pekerjaan Tuhan di Divisi ini bisa dicapai untuk kemuliaan bagi nama Tuhan.
Laporan dari Divisi Asia-Pasifik Utara itu ditutup dengan lagu “Praise the Lord Together” yang dinyanyikan dalam bahasa Mandarin oleh Chinese Junior Choir yang menyentuh hati pendengar karena alunan suaranya yang merdu.  ( sehingga kita juga rindu untuk mendengarkan lagu berbahasa Indonesia bisa dikumandangkan di acara akbar seperti ini, red )
Pdt. James R. Nix, Direktur Ellen White Estate kembali membawakan beberapa kesaksian tentang para pioneer GMAHK.
Dia memulai dengan membacakan  ayat dalam Kisah 20:24 “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”
Kali ini  Pdt. James R. Nix bercerita tentang seorang yang bernama dr. Merritt G. Kellogg (1832-1922). Beliau adalah kakak dari dr. John Harvey Kellogg yang terkenal itu.  Namun namanya tidak setenar adiknya yang jenius dan kaya raya itu.
Dr. Merrit Kellogg adalah keluarga Advent pertama yang datang ke California.  Di sana dia memulaikan pekerjaan penginjilan dan kesehatan.
Dialah yang kemudian memprakarsai dan membangun Sanitarium St. Helena (1878) yang sekarang menjadi rumah sakit.
Selain bekerja di wilayah San Fransisco, keluarga dr. Merrit Kellog kemudian menjadi misionaris ke kepulauan Pasifik Selatan (Tahiti, Tonga, Pitcairn, dll)  dan Australia.
Di Sydney, dr. Merritt Kellogg memprakarsai dan mengawasi pembangunan Wahroonga Sanitarium (1901), yang hari ini bernama "Sydney Adventist Hospital."
Tahun 1903, keluarga dr. Merritt Kellogg kembali ke California, hingga meninggal tahun 1922.
Di dalam setiap kesempatan untuk memulai pekerjaan Tuhan, seperti pembangunan Sanitarium-Sanitarium, dr. Merritt Kellogg selalu memberikan semua uang mereka asalkan pekerjaan Tuhan dapat berjalan. Dia mengatakan, “Saya memiliki kesempatan istimewa… meskipun miskin dalam perkara dunia, tetapi kaya dalam iman.”
Suatu kali cucu Ellen White bernama Arthur L. White (1907-1991) menghadiri Annual Council (pertemuan tahunan) GMAHK di Washington.
Pada satu malam, Arthur White berjalan-jalan ke Tacoma Park untuk menghirup udara segar.  Tak disangka dia melihat seorang yang dikenalnya yaitu Pdt. William Ambrose Spicer (1865-1952) sedang duduk di mobilnya.
Dia kemudian menyapa Pdt. Spicer yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris GC.  Dia bertanya apa yang sedang dilakukan Pdt. Spicer di taman itu pada malam hari.  Pdt. Spicer menjawab bahwa malam itu dia akan tidur di mobil untuk menghemat biaya yang dikeluarkan oleh Gereja bagi pendeta. Dalam percakapan itu, Pdt. Spicer mengatakan bahwa dia sudah capek duduk di belakang meja melakukan tugas-tugas administrasi.  Dia ingin mengerjakan tugas-tugas di ladang.  Dan dia telah mengatakan itu kepada istrinya, dan istrinya juga sangat menginginkan itu.
Arthur White mengatakan bahwa dia begitu malu pada malam itu, karena dia sendiri menginap di sebuah hotel, sementara Sekretaris GC bermalam di mobil di sebuah taman." ungkap Pdt. James R. Nix dalam ceritanya.  Tahun 1922, GC Session ke 40 dilaksanakan di San Fransico, California.
Saat itu Pdt. Arthur Grosvenor Daniells (1858-1935)  yang menjadi ketua GC, dan Pdt. William Spicer sebagai sekretaris.  Inilah kisah terpilihnya Pdt. William Ambrose Spicer sebagai Ketua General Conference.  Saat itu Pdt. Daniells sudah memimpin organisasi GMAHK selama 21 tahun.  Bagi sebagian orang, beliau sudah perlu untuk digantikan dengan seorang yang lebih muda.  Namun bagi sebagian lagi dari mereka masih menginginkan Pdt. Daniells untuk terus memimpin GMAHK.
Dalam komite pemilih perbedaan pendapat ini menjadi meruncing, sehingga pemilihan ketua GC dikembalikan kepada delegasi ( floor ).
Dalam konferensi sidang, hal yang sama terjadi yaitu "deadlock! "  Hingga tiba-tiba seseorang berdiri dan berkata, “Bukankah tugas nominating committee ( panitia pemilih ) adalah menominasikan nama calon ketua?  Mengapa harus bertanya kepada floor?”  Akhirnya rapat komite pemilih dilanjutkan lagi, dan keluarlah sebuah nama yaitu Pdt. William Ambrose Spicer.
Ketika mendapatkan tugas baru dan lebih berat lagi, Pdt. Spicer langsung teringat akan istrinya.  Dan segera dia menulis surat dan menjelaskan kepada istrinya apa yang sudah terjadi, dengan kata-kata permintaan maaf dan bujukan.  “Aku ingin selalu berada di dalam kerajaan hatimu… namun tidak ada tempat tugas yang lebih terhormat selain pelayanan,” katanya dalam surat itu.
Ketika menerima tugas sebagai Ketua GC, Pdt. William Spicer mewarisi sebuah ancaman yaitu perpecahan di dalam GMAHK.
Blok Daniels dan Kelloggs sejak tahun 1901 tidak pernah bersatu, apalagi setelah GC Session ke 40 membagi delegasi dalam 2 kelompok besar.  Sehingga Pdt. Spicer harus bekerja keras untuk menyatukan kembali kedua belah pihak itu.
Dan hasilnya 4 tahun kemudian, Pdt. Spicer yang begitu dicintai oleh umat, dipilih kembali sebagai Ketua GC hingga selesai jabatannya tahun 1930.
Selesai menceritakan pengalaman tokoh-tokoh Pimpinan Gereja Advent sedunia pada periode tahun 1832 - 1930; kemudian Pdt. James R. Nix memasukan selingan dengan memutar clip dari film “Tell The World” yang menceritakan pengalaman Kapten Joseph Bates, salah satu pendiri GMAHK.
Suatu kali Kapten Joseph Bates memutuskan untuk menulis buku tentang hari Sabat.
Ketika sedang menulis, istrinya datang dari dapur dan berkata bahwa dia membutuhkan tepung untuk memasak.  Joseph Bates bertanya berapa banyak tepung yang diperlukannya.  Istrinya menjawab, 4 pound (1.8 kg).
Dengan bergegas Joseph Bates pergi ke warung untuk membeli tepung.  Dan kemudian dia memberikan tepung itu kepada istirinya, lalu istrinya bertanya “Darimana tepung itu?”  Dia menjawab “Saya membelinya… dengan uang kita yang terakhir.”
Istrinya kemudian bertanya apa yang akan mereka makan nanti jika memakai sisa uang yang ada untuk membeli tepung itu ?
Bukannya memberikan penghiburan, Joseph Bates malah bercerita bahwa dia akan menulis artikel tentang Sabat, mencetaknya dan men-distribukannya kepada orang-orang.
Istrinya kemudian menangis, tetapi Joseph Bates hanya mengatakan Tuhan akan menyediakan.
Sementara menulis artikel itu, tiba-tiba Joseph Bates ingin pergi ke kantor pos untuk mengecek barangkali ada surat untuknya.  Lalu dia mendatangi kantor pos.
"Apakah ada surat untuk saya, Mr. Drew?" tanya Joseph Bates memasuki kantor pos itu.
Penjaga kantor Pos menoleh. "Ya, ada, Kapten Bates," katanya sambil mengambil surat untuk Joseph Bates.  "Ongkos kirimnya lima sen."
Pada masa itu, pengirim surat bisa membayar ongkos kirim, atau surat itu harus dibayar oleh si penerima.  Dan itulah ongkos kirim yang harus dibayar, sementara Kapten Bates tidak punya satu sen pun. "MR. Drew," kata Kapten Bates kepada kepala kantor pos, "Saya kehabisan uang.  Bahkan lima sen pun untuk membayar ongkos kirim saya tak punya.  Tetapi bolehkah saya lihat dari mana surat itu berasal?” Kepala kantor pos hanya tersenyum dan berkata, “Kapten Bates, bawalah surat ini, nanti kalau anda sudah punya uang baru kembali untuk membayar ongkos kirimnya.! "
Yoseph Bates menolak, karena dia memiliki prinsip untuk tidak sekali-kali berhutang.  “Begini saja,” katanya kepada Kepala Pos.  “Anda buka surat ini, dan saya yakin ada uang di dalamnya.  Kalau ada silahkan anda ambil 5 sen untuk ongkos kirim, kalau tidak maka anda simpan saja lagi suratnya dan biarlah saya tidak membacanya.”
Kepala kantor pos kemudian membuka surat tersebut, dan hal pertama yang terlihat adalah uang sepuluh dolar.  Keduanya tercengang dalam keadaan gembira.
Setelah membayar ongkos kirim, Joseph Bates pulang ke rumahnya, namun dia mampir dulu ke toko bahan makanan dan berbelanja untuk keluarganya.  Setelah itu dia mampir lagi ke percetakan untuk membayar biaya cetak buku tentang Sabat yang sedang ditulisnya, lalu membeli kertas dan pulpen di toko lain. Setibanya di rumah, istrinya terheran-heran dan bertanya terus-terusan dari mana dia mendapatkan semuanya ini.  Lalu Joseph Bates berkata, “Tuhan yang mengirimkannya.”  Ada seseorang yang dibisiki oleh Tuhan bahwa Joseph Bates memerlukan uang!
Itulah sekilas kisah pengalaman berjalan dengan Iman dari tokoh-tokoh Gereja Advent sedunia yang dibawakan oleh Pdt. James R. Nix.  Acara selanjutnya "Doa dan meditasi" yang dipimpin oleh Ean Nugent, seorang anak muda yang bekerja di kantor GC, dan meminta agar peserta yang hadir mendoakan persatuan dan keutuhan organisasi GMAHK, dan melupakan semua perbedaan atas berbagai issue yang muncul selama GC Session berlangsung.
Setelah doa dan meditasi, David Ortiz membawakan sebuah lagu pujian berjudul “I Will Go.”
Selanjutnya, Pdt. Agustin Galicia, Associate Secretary GC memperkenalkan Divisi Amerika Selatan untuk membawakan laporan pekerjaan Tuhan di Amerika Selatan.
Pdt. Erton Kohler, Ketua Divisi Amerika Selatan memimpin delegasi yang terdiri dari 8 negara yang terkenal dengan fanatisme sepak bola menuju panggung.
Bendera-bendera dari Argentina, Bolivia, Equador, Chile, Paraguay, Brazil, Peru dan Uruguay menyemarakkan panggung Alamodome.
Presentasi dibuat dalam tayangan video yang berjudul “Mission to the Extreme,” karena menurut Pdt. Kohler, masyarakat di Divisi ini banyak yang hidup di alam dan lingkungan yang ekstrim, seperti pegunungan es di Andes, penjara-penjara yang banyak bertebaran di sana dan juga orang-orang catat.
Divisi ini memiliki 2.3 juta orang anggota Advent, 6.000 Gereja dan 4800 Pendeta.
Mereka mengembangkan berbagai kegiatan di bidang pelayanan dan penginjilan.
Ada 16 Universitas dengan total 300.000 orang mahasiswa.  12 rumah sakit dengan total pasien yang dilayani 300.000 orang.
Saat ini penginjilan dilakukan melalui televisi Nuovo Tempo (Hope Channel Brazil berbahasa Portugis) dan Esperanza (Hope Channel Spanish) yang disiarkan 24 jam sehari 7 hari seminggu dan melayani 600.000 orang pelajar Alkitab.
Tidak heran di setiap Gereja ditempeli logo Hope Channel, karena mereka mengadakan penginjilan terintegrasi. Metodenya apabila ada orang menonton Hope Channel maka mereka akan pergi ke Gereja Advent ; sebaliknya bila mereka melihat Gereja Advent, maka mereka akan ingat untuk menonton Hope Channel.
Dalam 5 tahun saja sudah 1,2 juta jiwa yang dimenangkan di Divisi ini dan umumnya jiwa-jiwa itu adalah hasil dari penginjilan yang terintegrasi.
Penutup acara "The New Kings Heralds " membawakan sebuah lagu pujian pamungkas “Jesus Is Coming Again.”
Dan Elder Tarak Kadachi dari Palestina kemudian menutup rangkaian acara malam itu dengan doa penutup dalam bahasa daerah dari Palestina.
Sumber: Ev. Stevanus S. Widjaja, Via Milis Advent Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar