Senin, 06 Juli 2015

Manusia Diciptakan Mendekati Tabiat Allah.

 
Renungan ini diambil dari Mazmur 8, pada ayat 5 & 6, terdapat sebuah syair khusus menggambarkan keistimewaan manusia diantara mahluk yg lain yg telah diciptakan Allah: “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah” Perhatikan disini frase "hampir sama seperti Allah" (tapi bukan Allah), CJB dan KJV menerjemahkan sedikit berbeda, "little lower than angels." Dalam terjemahan aslinya berkata demikian, "tetapi Engkau membuat dia (manusia) lebih rendah dari Allah, Engkau memahkotai dia (manusia) dgn kemuliaan & kehormatan." Ketika manusia direncanakan untuk dibuat Allah, Kejadian 1:26,27 berkata: "Berfirmanlah Allah: "baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar & rupa kita (ALLAH)...maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya (gambar Allah)."
Disinilah kita perlu menyadari betapa istimewanya manusia. Mengapa Daud tidak menulis seperti ini, "tetapi Engkau (Tuhan) membuat dia (manusia) lebih tinggi dari binatang" tapi gantinya menulis "tetapi Engkau membuat dia (manusia) lebih rendah dari Allah.?" Dengan menempatkan manusia sebagai ciptaan yang hanya "sedikit lebih rendah dari ALLAH" maka tabiat, tingkah laku, cara berpikir serta segala aspek hidup manusia, seharusnya lebih baik, lebih terhormat dari binatang.
Jika seekor "binatang" bisa menyayangi anak-anaknya dan tahu memberi makan keluarganya maka manusia seharusnya lebih. Jika binatang mengerti siapa pasangannya dan menolak yang bukan pasangannya, maka manusia seharusnya lebih. Jika binatang punya kepedulian menolong temannya, maka manusia seharusnya lebih dari binatang. Jika binatang tahu bahwa “sesama jenis” itu bukan pasangannya dan tidak pernah kawin dgn “sesama jenis”, maka manusia harus lebih sadar akan hal ini. Jika seekor binatang bisa menghargai "tuannya" yg telah merawatnya dan memeliharanya setiap hari, maka manusia seharusnya lebih untuk menghargai "pemeliharaan" Allah kepadanya. Jika binatang, tidak akan memangsa sesama jenisnya, tahu mana miliknya dan mana yg bukan miliknya, maka seharusnya manusia lebih dari binatang karena bukankah manusia diciptakan "little lower than God?" Ingat, Kita manusia diciptakan "mendekati" tabiat Allah & bukannya "mendekati" tabiat binatang apalagi sama seperti “binatang” atau bahkan lebih buruk dari binantang.
Pada waktu Kain membunuh adiknya Habel, Alkitab mencatat ini peristiwa pembunuhan pertama, bahkan binatang tidak dicatat Alkitab sudah melakukannya kepada sesama binatang. Jadi Kain melakukan lebih buruk dari seekor binatang. Ketika Allah menyuruh binatang berbagai jenis datang “berpasangan” ke dalam bahtera, binatang-binatang itu datang patuh berpasangan ke dalam bahtera & tidak ada “pasangan sejenis”. Jadi binatang saja tahu pasangannya tapi manusia justru sering tidak bisa tahu bahwa “itu bukan kehendak Allah". Mereka berani melawan kehendak Allah. Ketika Bileam “memaksa diri” melewati jalan yg ada malaikat Tuhan, keledainya berbicara dengan penuh ketakutan menggambarkan sosok didepannya itu. Jadi keledai “lebih hormat & takut” kepada Allah dibandingkan Bileam. Ketika Daniel dalam lubang singa, singa-singa itu tidak berani memakan Daniel. Singa-singa itu “lebih manusiawi” dibandingkan hati para penuduhnya yang menjebloskannya dalam lubang itu. Ketika burung gagak diperintah Allah secara rutin membawa roti dan daging kepada Elia di tepi sungai Kerit saat Elia ketakutan menghindari Ahab dan istrinya Izebel, burung-burung itu patuh kepada Allah, dibandingkan Ahab dan Izebel.
Semoga saat ini benar-benar kita bisa mencerminkan tabiat Allah dan menunjukkan bahwa kita adalah ciptaan yg sesuai dgn gambar dan rupa Allah yg boleh menjadi berkat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar