Senin, 06 Juli 2015

GC-60th : Bersatu Menjalankan Misi-Nya.


SAN ANTONIO -Texas (02-11 Juli 2015).
Hari Ke 5,  06 Juli 2012--Kebaktian Senin Pagi.

Dimulai  dengan lagu hymnal “To God Be The Glory”.  Dilanjutkan dengan bacaan Alkitab dari buku Wahyu 13 & 14 yang dibacakan dalam 3 bahasa (Inggris, Afrika, Portugis) oleh Elder Onaolapo Ajibade, Samuel Larmier, Cocoe D’Almeida Epse Aqute dan Evandro Favero.
Lagu pujian berjudul “Your Grace Still Amazes Me” dibawakan oleh Yvonne Lewis.
Pdt. Derek J. Morris memperkenalkan Daniel Jiao dari Tiongkok membawakan kesaksian yang diterjemahkan oleh Cun Chang Miao.  Jiao menyaksikan bagaimana pekerjaan Tuhan di China yang semakin terbuka dan maju.  Dia bahkan bisa bersaksi tentang Yesus di atas gerbong kereta yang sedang membawa banyak orang, dan semuanya percaya kepada Yesus, termasuk sang masinis.  Jiao mengajak semua delegasi untuk mendoakan pekerjaan Tuhan di China.
Jam berdoa dipimpin oleh seorang anak muda bernama Elise Salvador, doa kali ini difokuskan untuk orang-orang muda Advent.
Pdt. Paul Tompkins memperkenal pembicara renungan pagi.  Dan sebelum khotbah dimulai, sebuah persembahan musik dibawakan oleh Mihai Tomescu dari Rumania yang membawakan lagu “He Is Coming” dalam bahasa Portugis.
Pdt. Shian W. O’Connor, Ketua Cyman Island Conference adalah pembicara renungan Senin pagi ini dengan judul “What Do We Still Lack?”
Khotbah diilhami dari percakapan antara Yesus dengan seorang muda Yahudi yang kaya, terdapat dalam buku Matius 19:19.
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"  Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik?  Hanya Satu yang baik.
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."  Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
Orang muda ini sungguh luar biasa.  Pastilah dia seorang anggota jemaat yang baik, bahkan dia sudah menjadi seorang anggota Majelis jemaat.
Seorang yang rajin belajar Sekolah Sabat.  Tergabung dalam koor jemaat.  Penurut hukum yang teguh.  Datang di gereja setiap Sabat tanpa terlambat.  Membayar persepuluhan dengan setia.  Dan barangkali sudah vegetarian menurut Pdt. Shian W. O’Connor.
Dan satu kali dia datang bertanya kepada seorang Guru untuk mendapatkan jaminan hidup kekal, dia merasakan sudah duduk di barisan depan kerajaan Allah.  Namun dia berpikir sepertinya masih ada yang menghalanginya. Maka itu, " bila ada sesuatu yang berdiri di antara anda dengan Yesus, maka pindahkan penghalang itu segera! " Kata Pdt. Shian W. O’Connor.
Ketika Yesus mengatakan tiketnya adalah ‘menuruti perintah Allah’, anak muda ini langsung mengatakan “Ah, tes ini terlalu ringan.  Aku telah melakukan semuanya ini sejak remaja.  Saya mau tes yang lebih berat lagi.  Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”
Ya, apalagi yang masih kurang untuk seorang yang memiliki profil seperti dia?
Bukankah anda adalah seorang anggota GMAHK yang setia?
Datanglah kepada Tuhan dan tanyakan, ‘apa yang masih kurang?’  Apa yang membuat saya belum siap?
Bukankah kita selama ini suka berfoto ‘selfie’.  Selfie artinya foto diri saya sendiri atau saya memfoto diri saya sendiri ; dan bagus bukan ?  Oh, ya sudah pasti bagus!
Itulah profil dari foto ‘selfie’.  Tetapi coba berikan kamera itu kepada orang lain.  Berikan kamera anda kepada Yesus dan biarkan dia yang mengambil gambar kita.  Yesus tentu punya angel sendiri, dan lensanya pun ada kemampuan x-ray.  Hmmm... maka semuanya akan terlihat. Ungkap Pdt. Shian W. O’Connor.
Bagus di luar, tetapi di dalam?  Harusnya seperti iklan, “Healthy Inside, Fresh Outside”.
Seorang Advent tidak boleh mengambil foto selfie! untuk mengetahui tentang dirinya sendiri, menurut Pdt. Shian W. O’Connor.
Profil luar orang ini: muda, kaya, sempurna dalam penurutan hukum.  Namun di dalam mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus yang kedua kali, dia harus bertanya: “What do I still lack?”  Apa yang masih kurang?
Ketika Yesus mengambil gambar kita, Dia akan mengirimkannya melalui email, dan hasilnya menurut Pdt. Shian W. O’Connor tidak bagus: “Engkau tidak dingin dan tidak panas… Engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.” Wahyu 3:15
Itulah profil kita, jemaat di akhir zaman, jemaat Laodikia !
Masalahnya sama dengan anak muda itu.  Kita suka berfoto selfie, dengan angel kita sendiri, yang membuat kita kelihatan bagus di mata kita sendiri.  Namun kita butuh pendapat orang lain yang independen untuk mengevaluasi kita.
Pendapat kedua adalah dari Allah menurut Pdt. Shian W. O’Connor yang sebenarnya membuat Dia kecewa, dan perut-Nya menjadi mual yaitu " Persiapan diri umat Advent belum sempurna ".
Ada yang masih kurang.  Dan menurut Yesus anak muda itu hanya kurang satu, tetapi umat Advent hari ini kekurangan tiga hal, yaitu: (Wah 3:18)
1.   Kurang Emas yang telah dimurnikan – iman yang sungguh-sungguh.
Kita miskin tapi merasa kaya.  Israel kekurangan iman ketika hendak masuk tanah Kanaan.  Umat Advent kekurangan iman seperti yang pernah dimiliki oleh Daniel, Sadrak, Mesakh dan Abednego.
Kekurangan iman seperti yang dimiliki oleh Petrus ketika dilepaskan dari penjara.  Kekurangan iman seperti Petrus dan Yohanes yang tidak memiliki emas dan perak tapi mereka bisa menyelamatkan orang lain.
Kita harus memiliki iman yang dapat menyenangkan Allah.   Bangunlah iman yang lebih besar di dalam Gereja!
2.   Kekurangan  Pakaian putih – kebenaran Kristus.
Kita jemaat Laodekia ternyata telanjang.
Yesaya mengatakan kebenaran kita seperti kain lara.  Karena kita kekurangan Kebenaran, kita tidak saling mengasihi, dan kita saling menyerang satu dengan yang lain, kita mengalami perpecahan di dalam Gereja.  Ketika Gereja menelanjangi diri sendiri, situasi ini mempermalukan Allah.  Gereja harus tetap bersatu di dalam menjalankan misiNya! " ungkap Pdt. Shian W. O’Connor dalam khotbahnya.
3. Kekurangan minyak pelumas mata – kuasa Roh Kudus.
Ternyata kita buta.  Kita kekurangan kuasa Roh Kudus, itu sebabnya Gereja kekurangan kuasa.
Kekurangan Roh membuat kita tidak bisa bersaksi, tidak bisa bersatu, tidak bisa berdiri teguh, tidak bisa mempertahankan kebenaran, bahkan kita suka berkompromi.
"Ellen White mengatakan bila kita kekurangan Roh Kudus, kita tidak bisa melewati gerbang mutiara itu!"
"Kembalilah kepada Yesus, bersandarlah pada lengan-Nya yang penuh kasih.  Dia kan memberikan resep yang menyembuhkan. Sementara Gereja secara global fokus pada persiapan menanti kedatanganNya, Yesus saat ini masih memberikan satu kesempatan lagi kepada kita secara "pribadi".
"Yesus berkata: obat itu ada di toko Saya.  Saya menjualnya dengan gratis.  Tidak perlu uang untuk mendapatkannya, tetapi harus ambil sekarang sebelum toko itu ditutup."
Yesus berkata: "bersiaplah untuk disembuhkan, namun penyembuhan itu adalah sebuah disiplin." ungkap Pdt. Shian W. O’Connor.
"Kita tidak perlu khawatir, disiplinNya tidak untuk membahayakan tetapi mengembalikan kita ke jalur yang benar."
Yesus berkata: " dengar saya mengetuk di pintu hatimu, bukan pintu Gerejamu.  Lawatan Tuhan kepada masing-masing kita, bukalah pintu hati, persilahkan Dia masuk, maka Dia kan masuk dan duduk bersama-sama dengan anda."
Inilah inisiatif Tuhan bagi GerejaNya.
Dia sudah membeli kita dengan harga yang amat mahal.  Dia tidak akan menyerah dan berhenti mencari umatNya sampai disitu !
Ada pengharapan dalam laporan sekretaris GC,  Pdt. Shian W. O’Connor mengutip laporan itu bahwa anggota Advent di seluruh dunia sudah bertambah 1.5 juta orang dalam 5 tahun.  Kita sudah mencapat 18.5 juta anggota.
Tetapi ini semua hanyalah yang tampak dari luar.  Ingat, Tuhan tidak ingin foto selfie ! Kata Pdt. Shian W. O’Connor dalam khotbahnya.
Tanyakan kepadaNya opini yang lain mengenai anda ! evaluasi secara independen, apakah yang masih kurang pada diri kita saat ini ?
" Katakan, Tuhan aku akan tetap rajin datang ke Gereja tiap hari Sabat, setia membayar persepuluhan, menurut Hukum, menjaga tubuh agar tetap sehat, tekun belajar Sekolah Sabat, menyerahkan harta untuk pekerjaanMu… tapi apabila masih ada yang kurang, aku serahkan hidupku, aku siap untuk membeli emas yang sudah dimurnikan, pakaian yang putih, dan obat pelumas mata. "  Demikian kata-kata komitmen yang disampaikan oleh Pdt. Shian W. O’Connor dan mengajak peserta untuk merenungkannya.
Acara khotbah ditutup oleh Loren Mulraine dengan membawakan sebuah lagu pujian “I Am”.
Dan Pdt. Paul Tompkins menutup rangkaian kebaktian dengan doa penutup.
Sumber: Ev.Stevanus S. Widjaja, Via Milis A.I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar