Selasa, 07 Juli 2015

Surat Orangtua Kepada Anak-anaknya.


Anakku,…
Saat aku bertambah tua, ku harap engkau akan mengerti dan bersabar terhadapku. Jika saja nanti aku memecahkan piring, oleh karena aku kehilangan penglihatanku, ku harap engkau tidak berteriak kepadaku, atau membentakku. Sebab orang-orang tua itu begitu sensitive, mereka akan mudah mengasihani diri sendiri bila dimarahi.

Saat pendengaranku mulai memburuk dan aku gak jelas lagi mendengar apa yang engkau katakan, ku harap engkau gak menyebutku: “Tuli”!   tolong ulangi saja apa yang mau engkau katakan, atau tuliskan itu di selembar kertas agar aku dapat membacanya dengan kaca mataku dan boleh mengerti.
Maafkanlah aku, anakku…  
sebab bukan salahku bila aku bertambah tua dan lemah. 
Saat lututku mulai gampang gemetar, ku harap engkau cukup sabar untuk membantuku berdiri. Sama seperti yang pernah dulu kulakukan padamu, membantumu jalan saat engkau masih kecil, mengajarimu cara berjalan.
Tolong bersabarlah padaku, saat aku terus mengulangi kata berulang, ku harapkan engkau gak bosan mendengarkan kata-kataku nanti. 
Tolong jangan juga mengolok-olok kelemahan dan ketidakberdayaanku nanti, dan jangan juga menjadi muak terhadapku. 
Masih ingatkah engkau saat engkau masih kecil dan menginginkan sesuatu?
Engkau terus menerus mengulangi kata-katamu dan terus meminta itu sampai engkau mendapatkan apa yang engkau mau.

Dan tolong mengertilah aromaku yang sudah tua ini. Tolong jangan paksa aku untuk mandi, karena aku mungkin akan terlalu tua untuk berdiri dan membuka keran air dan memakai sabun. Tubuhku terlalu lemah. Sebab orang tua akan mudah sakit bila merasa kedinginan. Ku harap aku gak akan membuatmu rishi ataupun malu mengurusku. 
Masih ingatkah engkau saat engkau masih kecil?
Aku dulu harus berkejar-kejaran denganmu di dalam rumah hanya untuk memandikanmu. Kuharapkan engkau kan tabah mengurusku. Itulah resiko menjadi tua. Engkau pun nanti akan mengerti saat usiamu bertambah tua.

Dan bila engkau punya waktu luang, kuharap kita bisa bicara-bicara berdua lebih lama. Sebab di usiaku yang tua, aku gak bakal punya siapa-siapa tempatku bercerita, aku kan ditinggalkan sendirian. Aku tahu engkau akan sibuk dengan pekerjaanmu. Dan meskipun ceritaku akan melantur dan gak masuk akal sehingga engkau gak tertarik mendengarnya, tolong tetaplah luangkan waktu untukku.
Masih ingatkah engkau saat engkau masih kecil? 

Aku sering mendengarkan cerita-ceritamu. Dan aku gak pernah bosan mendengarmu bercerita tentang dunia khayalanmu meskipun bagiku itu gak masuk akal.

Dan bila saatnya tiba, dimana aku sakit dan harus terbaring di tempat tidur, ku harap engkau akan setia menjagaku. Maafkanlah aku bila aku harus buang air di tempat tidur dan membuat tempat tidur menjadi kotor dan berantakan. Ku harapkan engkau akan sabar untuk mengurusku di jam-jam terakhir kehidupanku. Sebab aku gakkan mungkin bertahan selamanya.

Engkau mungkin gak mengingatnya waktu engkau masih bayi, tapi gak terhitung malam-malam dimana aku terjaga saat engkau menangis karena pampersmu basah, ataupun karena engkau haus dan lapar. Aku dengan setia bergegas membantumu gak peduli sepanjang hari itu aku hanya punya 3 jam waktu istirahat saja.
Saat hari kematianku tiba, ku harap engkau akan menggenggam tanganku dan memberiku kekuatan untuk menghadapi kematian.
Dan janganlah khawatir,… saat aku bertemu dengan Sang Pencipta, akan ku bisikkan di telinga-Nya untuk memberkatimu, anakku. Sebab engkau telah begitu berbakti dan mengasihi orang tuamu….
Terima kasih banyak untuk perhatianmu, kesabaranmu dan kasihmu!

Dari orang tua yang selalu menyayangimu!



Hai anak-anakku, kami pun punya ayah dan ibu yang melahirkan kami yakni: kakek dan nenek kamu. Lirik lagu ini mengingatkan kami kepada mereka juga yang sudah tiada lagi di dunia ini.


Lirik Lagu: Ayah.
Dimana, akan ku cari, Aku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin bertemu, Untukmu aku bernyanyi
Reff:
Untuk ayah tercinta, Aku ingin bernyanyi
Walau air mata Di pipiku, Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa, Walau hanya dalam Mimpi..



Lihatlah, hari berganti, Namun tiada seindah dulu
Datanglah, aku ingin bertemu, Untukmu, aku bernyanyi
Reff:
Untuk ayah tercinta, Aku ingin bernyanyi
Walau air mata Di pipiku, Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa, Walau hanya dalam Mimpi..
Lirik Lagu :
DI DOA IBUKU, NAMAKU DISEBUT.
Verse 1
Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka ku kenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi, ibuku berterlut
Sujud berdoa ku dengar, namaku disebut
Chorus
Di doa ibuku
Namaku disebut
Di doa ibu ku dengar
Ada namaku disebut
Verse 2
Seringlah kini ku kenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak, dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup ku dengar, namaku disebut
Verse 3
Sekarang dia telah pergi, ke rumah yang senang
Namun kasihnya padaku, selalu ku kenang
Kelak di sana kami pun, bersama bertelut
Memuji Tuhan yang dengan, namaku disebut
Ending
Ada namaku disebut

1 komentar: