Minggu, 12 Juli 2015

Tentang Kematian: Kristen dan Agama lainnya.




I.      Pendahuluan

Mungkin semua orang tau, bahwasanya semua makhluk dimuka bumi ini akan mengalami namanya ‘Kematian’. Namun banyak orang-orang yang tak sadar bahwa mereka hidup di dunia ini hanya sesaat, mereka hanya menikmati hidup ini terus menerus serasa mereka akan hidup selamanya. Namun yang perlu diketahui semua perbuatan dimuka bumi ini akan dipertanggung jawabkan. Banyak orang meninggal tiba-tiba. Umur manusia itu tidak ada yang tau kapan beakhirnya. Kalau sudah waktunya, mau tak mau harus menghadapi hal yang namanya kematian. Itu sebabnya kematian itu disebut sebagai tamu yang tidak diundang. Cara menghadapi kematian masing-masing orang berbeda-beda. Namun intinya mereka akan tetap menghadapi kematian pada akhirnya.
Kematian adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan. Semua orang tidak akan tau apa itu kematian, bagaimana rasa kematian, dll. Sampai orang itu merasakan kematian.
          

         II.      Kematian Menurut Ajaran-ajaran Agama:
1.             Kristen
Apa yang terjadi di balik kematian masih menjadi misteri dan perdebatan banyak orang. Namun pada umumnya hari ini manusia sudah menyadari bahwa betul di balik kematian masih ada dunia lain.  Sebaliknya sebagian lagi begitu ketakutan karena melihat sesuatu yang begitu menakutkan yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Bersyukur bagi orang Kristen, karena Tuhan memberikan kita Alkitab, Firman Tuhan, yang cukup dan lengkap untuk menjadi pegangan dan pedoman bahkan penuntun bagi umat-Nya sepanjang zaman. Jauh hari, bahkan berabad-abad sebelum manusia mengetahuinya secara ilmiah dan dibuktikan secara ilmu pengetahuan, Tuhan, melalui FirmanNya, sudah memberitahukan pada umatNya akan keberadaan manusia. Fakta mengenai kematiannya, bahkan apa yang terjadi setelah kematian.

Dari Alkitab manusia akan tahu bahwa :
1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya = "roh") oleh Allah..
Kejadian 2:7  "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup".
2. Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak mati!)
Kejadian 3:19  "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."Pengkhotbah 12:7 "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.".
3. Sesudah itu akan ada penghakiman yang adil dari Allah.
Ibrani 9:27  "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,"Pengkotbah 11:9 "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! " Pengkhotbah 12:14 : " Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat".
4. Penghakiman itu terjadi pada akhir zaman, bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, dan bagi yang tidak percaya akan beroleh penghukuman yang kekal.
Daniel 12:2  "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal".
Yohanes 6:40  "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman".
Yohanes 11:25  "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,"
Wahyu 20:11- 16  "Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu".
(Ini masih sebahagian dari penjelasan Alkitab).
2. Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh:                
          I.  KEADAANNYA BILA MATI:
Mari kita kembali ke taman eden, yakni kepada kisah Adam dan Hawa yang digoda oleh ular yang telah digunakan oleh Iblis. Hawa menjawab: “Allah katakan kepada kami, kalau kami makan buah larangan itu maka kami akan mati”, Tetapi ular berkata: “kalau kamu makan, kamu tidak mati”.
Saudara dan saya tentu belum pernah mati, sebab itu kita akan mempelajari mengenai keadaan orang mati dan apakah orang mati itu bisa mengganggu, hanyalah dari Alkitab.
1. Rasul Paulus menyatakan dalam 1 Timotius 6:16 “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.”
Saudaraku,..hanya Allah yang tidak dapat mati. “Dialah satu-satunya yang mempunyai zat yang tiada mati “, “yang tidak takluk kepada maut”.
2. Ayub 14:14 “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?. Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku”. Ayat ini menandaskan bahwa bila manusia mati akan hidup kembali. Kapan?. Ayub mengatakan: “menunggu harinya”. Ayub menunggu harinya akan dibangkitkan dari kubur dan tubuhnya akan diubahkan oleh Tuhannya.
Daud melihat kedepan, kepada peristiwa yang mulia bila ia akan dibangkitkan. Ia tidak percaya bahwa jika ia mati maka ia terus meluncur masuk surga. Mungkin sukar kita percayai dan ganjil, karena umat Kristen sekalipun masih banyak yang percaya bahwa orang mati itu langsung masuk ke surga. Namun, apa yang dikatakan dalam ayat berikut:
 3. Kisah 2:34 “Sebab bukan Daud yang naek ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada tuanku.”
Jadi, Daud masih berada didalam kubur. Ia tidak ada di sorga.
II. APAKAH ORANG MATI ITU MENGGANGGU?.
Banyak orang takut bila berjalan melalui kuburan karena takut diganggu oleh apa yang dianggap roh-roh orang mati. Sementara yang lain takut apabila mendirikan rumahnya diatas bekas tanah pekuburan atau bila menyewa rumah yang berdiri diatas bekas makam.
Apakah benar, orang mati itu dapat mengganggu manusia yang masih hidup?.
 4. Mari kita baca Pengkhotbah 9:5,6 “Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati “tak tahu apa-apa”, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi dibawah matahari”.
.Disini dikatakan bahwa orang mati itu “tidak tahu apa-apa”(kasihnya, bencinya, cemburunya sudah hilang). Kemanakah orang hidup itu pergi apabila sudah mati?. Tidak lain hanya ke dalam kubur. Kalau demikian apakah yang perlu kita takuti pada orang mati?.
Jawabnya ialah: Tidak ada!. Tetapi mengapa kita umumnya merasa takut?
Kebiasaan orang kafir—kalau mengantar jenajah, mereka bawa dulu berjalan berkeliling-keliling, katanya supaya orang mati itu tidak tau pulang. Bahkan disepanjang jalan ditaburi dengan duri supaya jangan pulang. Jadi masih banyak juga orang Kristen yang percaya bahwa ada apa-apanya orang-orang mati itu, padahal dalam Pengkhotbah 9:6 dikatakan bahwa bencinya dan kasihnya pun sudah hilang.
Bila raja zaman dahulu meninggal dunia, maka biasanya orang membuat kereta-kereta yang terbuat dari kertas, isterinya dari kertas, dll. Nanti supaya ada katanya yang melayani mereka.
 5. Mari kita baca Mazmur 115:17 “Bukan orang orang mati akan memuji-muji Tuhan, dan bukan semua orang yag turun ke tempat sunyi,..”
-Ayat ini mengatakan bahwa: orang mati tidak memuji Tuhan. Jadi kalau kita mau menghormati ibu atau orang tua kita, berikanlah kembang pada waktu mereka masih hidup, jangan sesudah meninggal dunia. Jadi kalau demikian, apakah benar, manusia itu kalau mati sama dengan binatang?.
6. Mari kita baca Pengkhotbah 3:18-20 “Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati:
“Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang. Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama me-nimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mem-
punyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang; karena segala
sesuatu adalah sia-sia. Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu
dan kedua-duanya kembali kepada debu”.
Oxygen yang sama untuk saya, juga untuk kucing saya. Jadi, mengapa bulu roma kita ber-diri jika kita berjalan melalui kuburan, khususnya dimalam hari?. Bapa kejahatan itulah yang
menipu kita, dan yang telah mengacaukan pikiran manusia supaya:
a. Manusia tidak percaya akan adanya kebangkitan orang saleh pada waktu kedatangan Yesus yang keduakali.
b. Manusia berhubungan dengan orang-orang yang sudah mati untuk mendapatkan petunjuk bagi hidup dan keselamatan.
III. PENTINGNYA KEDATANGAN YESUS:
Mungkin saudara bertanya: “Bolehkah orang menangis tanpa batas, bilamana ada kematian dalam keluarga atau kenalan?.”
7.Rasul Paulus berkata dalam 1 Tesalonika 4:13,15-16.
“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka
yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mem-
punyai pengharapan. “Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup,
yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang
telah meninggal. “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru
dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit,..”.
Saudaraku,..disini dikatakan adanya pengharapan akan kebangkitan.
Ilustrasi:
Di kota Kansas(Amerika Serikat, pernah ada seorang pada suatu kali dibawa ke meja hijau
(pengadilan) karena telah membunuh isteri dan anaknya yang masih kecil. Pada waktu
hakim menanyakan, mengapa dia melakukan tindakan yang kejam itu terhadap keluarganya
sendiri, sang suami menjawab: “Agar kami cepat masuk kedalam kerajaan sorga”. Dia me-
nganggap bahwa kematian itu adalah sebagai loncatan yang tercepat masuk sorga. Kalau
ajaran yang dipercaya orang mengatakan bahwa kematian adalah batu loncatan yang terce-
pat ke surga, maka boleh kita katakan bahwa para penjahat perang yang telah menyembelih
ribuan orang itu telah berjasa lebih besar daripada para pendeta yang adakan khotbah dan
ceramah didunia dewasa ini.
Saudaraku,...Orang-orang yang melakukan kejahatan, janganlah menyangka bahwa bilamana mereka mati, mereka tidak lagi di usik nanti. Mereka nanti harus menghadap pengadilan Allah. Namun, orang-orang benar juga janganlah merasa bahwa kematian adalah nasib mereka yang terakhir, karena upah mereka dalam surga akan diberikan pada saat mereka dibangkitkan nanti.
Konklusi:
Kita berterimakasih kepada Allah karena mengetahui bahwa kita tidak memasuki surga dengan cacat tubuh dan keadaan seperti yang ada pada waktu kita dimasukkan kedalam kubur.
 8. .Kita baca 1 Yohanes 3:2 “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak, akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya”.
Saudara dan saya tentu mengharapkan agar dibangkitkan pada saat kedatangan Yesus yang keduakali untuk mendapat upah hidup yang kekal. Apakah yang kita harus lakukan supaya hal itu tercapai?.
 9. Mari kita baca 1 Yohanes 3:3 “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci”.
Jadi kita perlu menyucikan hidup kita dengan meminta kuasa pertolongan dari Tuhan.
Percayakah saudara bahwa orang yang sudah mati masih berada dalam kubur sekarang ini?.
Dan percayakah saudara bahwa Yesus Kristus adalah jalan kepada kebangkitan?.
Rindukah saudara untuk dibangkitkan pada kedatangan Yesus yang keduakali untuk mendapat hidup kekal?. Bagi saudara yang mempelajari firman Tuhan melalui group ini, tundukkanlah kepala untuk berdoa dan berkata kepada Tuhan dalam doa: “ Ya, Tuhan, saya rindu untuk dibangkitkan pada saat kedatangan-Mu yang keduakali nanti. 

3.             Islam
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad yang baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk dan menyatu dengan tubuh yang baru. Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka selama hidup yang pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada Allah agar dizinkan kembali kedunia untuk berbuat amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan selama ini.
Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian hidup kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang panjang dan tak terbatas. Demikianlah definisi mati menurut Islam, mati adalah saat terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah ditinggalkan oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang baru itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan dialam barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh dengan jasad sesudah itu. Kalau kita amati proses hidup dan mati diatas ternyata yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian dan musnah. Ruh tetap hidup selamanya, ia hanya berpindah pindah tempat, mulai dari alam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan terakhir dialam Akhirat. Pada saat datang kematian pada seseorang yang sedang menjalani kehidupan didunia ini, maka yang mengalami kematian hanyalah jasadnya saja, sedangkan Ruhnya tetap hidup dialam barzakh.
3.             Buddha
Apa definisi kematian dalam pandangan Agama Buddha? Apakah mempercayai definisi klasik yang merujuk pada pernafasan yang telah luluh-lantak diterpa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ataukah mengikuti definisi modern yang mengacu pada fungsi kerja otak yang masih meragukan ketelakannya dan menyimpan ketakpastian? Agama Buddha secara tegas menolak definisi kematian yang merujuk pada pernafasan. Apakah ini berarti Agama Buddha mengikuti definisi modern yang mengacu pada fungsi kerja otak? Jawabannya juga tidak. Definisi kematian dalam Agama Buddha tidak hanya sekadar ditentukan dari unsur-unsur jasmaniah atau paru-paru, jantung ataupun otak. Ketakberfungsian ketiga organ tubuh itu hanya merupakan ‘gejala’, ‘akibat’ atau ‘pertanda’ yang tampak dari kematian, bukan kematian itu sendiri. Faktor terpenting yang menentukan kematian ialah unsur-unsur batiniah suatu makhluk hidup. Walaupun organ-organ tertentu masih dapat berfungsi sebagaimana layaknya secara alamiah ataupun melalui bantuan peralatan medis, seseorang dapat dikatakan mati apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya. Begitu muncul sesaat, kesadaran ajal langsung padam. Kepadaman kesadaran ajal merupakan ‘The point of no return’ bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini. Pada unsur-unsur jasmaniah, kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jîvitindriya). Inilah definisi kematian menurut pandangan Agama Buddha.Ada 3 (tiga) jenis kematian dalam Agama Buddha, yakni:
1. Khanika marana : Kematian atau kepadaman unsur-unsur batiniah dan jasmaniah pada tiap-tiap saat akhir (bhanga).
2. Sammuti-marana : Kematian makhluk hidup berdasarkan persepakatan umum yang dipakai oleh masyarakat  dunia.
3. Samuccheda-marana : Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para Arahanta. Kematian(1) pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab, yaitu karena habisnya usia (âyukkhaya), karena habisnya akibat perbuatan penyebab kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2), karena habisnya usia serta akibat perbuatan (ubhayakkhaya), karena terputus oleh kecelakaan, bencana atau malapetaka (upacchedaka)(3). Empat sebab kematian ini dapat diumpamakan seperti empat sebab kepadaman pelita, yaitu karena habisnya sumbu, habisnya bahan bakar, habisnya sumbu serta bahan bakar, dan karena tertiup angin.

4.             Hindu
Agama Hindu percaya bahwa penjelmaan dan kematian adalah sebagai pandangan jiwa beralih daripada satu badan ke satu laluan untuk mencapai Nirwana, yaitu syurga. Kematian adalah satu peristiwa yang menyedihkan. Manakala sami-sami Hindu menekankan pengebumian adalah satu penghormatan dan tanda peringatan kepada si mati. Masyarakat Hindu membakar mayat mereka, percaya bahwa pembakaran satu mayat menandakan pembebasan semangat dan api adalah mewakili shiva, yaitu dewa pemusnah. Ahli-ahli keluarga akan berdoa di sekeliling badan secepat mungkin selepas kematian. Orang akan coba mengelak daripada menyentuh mayat. Hal ini, kerana ia adalah dianggap sebagai lambang memalukan si mayat tersebut. Mayat biasanya dimandikan dan dipakaikan dengan pakaian putih, adalah salah satu pakaian tradisional orang India. Jika si isteri mati sebelum suaminya, dia dipakaikan pakaian pengantin. Manakala seorang janda akan dipakaikan sari yang berwarna putih atau berwarna pucat. Badan dihiasi dengan cendana, bunga-bunga dan kalungan-kalungan bunga. Selepas itu, Vedas atau Bhagavad Gita ataupun Sivapuranam, yaitu Kitab suci Hindu akan dibaca . Orang yang berkabung diketuai olah anak sulung lelaki ataupun anak lelaki bungsu, akan menerangi beberapa umpan api dengan mengelilingi mayat, demi mendoakan pemergian jiwa. Selepas pembakaran mayat, keluarga akan dihidangkan dan bersembahyang dalam rumah mereka. Orang yang berkabung akan mandi dengan sepenuhnya sebelum memasuki rumah selepas pengebumian. Seorang sami akan melawat dan melakukan upacara sembayang untuk si mati pada hari ke 16 sebagai tujuan menenteramkan si mati. Biasanya, satu kalungan dijemur atau bunga-bunga diletakkan pada gambar si mati adalah menunjukkan tanda penghormatan bagi mengingati mereka. 'Shradh' adalah upacara sembahyang setahun selepas kematian orang. Ini diadakan setahun sekali bagi memperingati mereka. Sami juga berpesan kepada ahli keluarga bahwa pemberian makanan kepada masyarakat miskin adalah satu tanda ingatan kepada orang yang mati.
5.             Suku Batak
5.1.         Konsep Kematian Menurut Budaya Batak
Agama leluhur mengajarkan bahwa manusia memiliki tubuh dan roh. Kehidupan dari diri seseorang itu sangat ditentukan oleh kondisi rohnya. Artinya, selama roh itu berdiam dalam dirinya maka orang tersebut akan hidup. Roh yang dimaksud dalam hal ini adalah ‘tondi’. Apabila tondi (roh) tersebut meninggalkan tubuh dari manusia itu maka manusia tersebut akan mati, inilah yang disebut dengan kematian. Karena itu, orang Batak sangat mementingkan urusan pemeliharaan kondisi tondinya (rohnya). Dalam budaya Batak juga ada pemahaman bahwa orang yang meninggal itu dikatakan dengan “Na dialap ompungna do i”. Dengan anggapan ini, maka orang Batak mengatakan “martondi na mangolu, marbegu na mate” (yang masih hidup memiliki roh dan yang telah mati memiliki hantu). Hal inilah dijelaskan karena orang Batak percaya bahwa jika seseorang telah meninggal, maka “daging gabe tano, hosa gabe alogo, tondi gabe begu” (daging jadi tanah, nafas jadi angin, roh jadi hantu).
5.2.         Hubungan Orang Hidup dengan Orang Mati Menurut Budaya Batak
Dalam hal ini akan dijelaskan, apakah ada hubungan antara orang yang sudah mati dengan orang yang masih hidup. Budaya Batak meyakini bahwa jelas ada hubungan antara orang mati dengan orang hidup. Bagaimana orang yang masih hidup itu meyakini masih adanya hubungan yang masih terjalin melalui roh orang mati tersebut. Hal ini dapat dikatakan dengan adanya pemahaman Batak bahwa roh tersebut dapat hadir ke dalam kehidupan orang yang masih hidup. Kehadiran roh menurut kepercayaan lama terlihat dengan adanya pembuatan patung-patung leluhur di atas tugu atau makamnya. Hal ini memiliki bukti bahwa hingga sampai sekarang ini masih ada diantara orang Kristen Batak yang melaksanakan ritus-ritus di kuburan sebagai tanda bahwa masih melekat pemahaman akan hubungannya dengan orang mati. Dengan memberi makanan di atas makamnya atau di atas lemari supaya dimakan roh tersebut. Selain itu juga, dengan berziarah ke kuburan dan mencuci muka (marsuap) dikuburan tersebut. Serta tindakan berziarah atau membangun tugu sering didorong setelah adanya mimpi yang dialami oleh seorang anggota keluarga, di mana dalam mimpi itu diingatkan atau ditegur ataupun diperintahkan oleh roh tersebut untuk membangun kuburan/tugu yang baik bagi roh itu.  Hubungan itu tercermin di dalam berbagai upacara adat yang dilakukan terhadap orang-orang yang akan dan telah mati.

5.3.         Keberadaan Orang Mati Menurut Budaya Batak
Kematian merupakan perpindahan hidup dari dunia fisik ke dalam dunia kematian. Pada masa peralihan ini, maka roh orang mati itu harus dijaga keselamatannya dari segala gangguan roh-roh jahat. Kebahagiaan roh orang mati ditentukan dari penghormatan yang akan diterimanya di dalam dunia orang mati, penghormatan ini didasarkan apakah dia dikuburkan secara adapt dengan baik atau tidak. Apabila dikuburkan secara adapt dengan baik, maka kematiannya akan diberangkatkan dengan baik oleh masyarakat adat yang hidup di dunia. Kalau dia mendapatkan penghormatan yang baik dari masyarakat adat yang hidup, maka dia juga akan diterima dengan penghormatan di dunia orang mati. Sebaliknya, kalau dia tidak diberangkatkan dengan baik oleh orang yang masih di dunia, maka roh orang itu juga tidak akan diterima baik di dunia orang mati.
           

III.  Kesimpulan 
Sebagai orang Kristen kita percaya, dan kita tahu, bahwa kematian bukan akhir dari suatu keberadaan atau kehidupan, namun hal itu tetap merupakan suatu perpisahan dari orang-orang disekitar kita pada masa hidup. Itu adalah akhir dari suatu hubungan yang mempunyai arti istimewa bagi kita dalam kenidupan ini. Langkah pertama dalam memperoleh perspektif yang tepat ialah dengan mengakui bahwa Allah berdaulat dalam semua masalah kehidupan dan kematian, karena Dia telah menunjukkan karya-karya keselamatan untuk menaklukan maut dan kematian. Keyakinan adanya kehidupan setelah kematian merupakan suatu sumber rasa aman, optimisme, dan pemulihan rohani bagi seseorang (1 Yohanes 3:2). Tidak ada suatu pun yang menawarkan lebih banyak kekuatan dan dorongan dari pada keyakinan bahwa ada suatu kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang menggunakan masa sekarang untuk mempersiapkan hidup dalam kekekalan.
ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda secara jujur merasakan bahwa Anda belum diyakinkan tentang kehidupan setelah kematian. Tetapi ingatlah bahwa Yesus berjanji untuk memberikan pertolongan Ilahi kepada mereka yang ingin mengenal kebenaran dan yang mau menaklukkan diri kepadaNya. Ia berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri," (Yohanes 7:17).
Bila Anda yakin pada bukti adanya kehidupan setelah kematian, ingatlah Alkitab berkata bahwa Kristus mati untuk melunasi hutang-hutang dosa kita, dan bahwa semua orang yang percaya kepadaNya akan menerima karunia pengampunan dan kehidupan kekal. Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah untuk usaha kita, tetapi suatu anugerah bagi mereka yang, melalui bukti-bukti tersebut, percaya kepadaNya.
                                                                                   
Sumber:
1.Pdt.H.M. Siagian MPTh(GMAHK) Bekasi, Jakarta.
2.Pdt.FHB Siregar. STh (HKBP) Ress.Tapian Nauli P.Siantar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar