Sabtu, 04 Juli 2015

GC-60th : The Signs of His Return.



SAN ANTONIO -Texas (02-11 July 2015)
Renungan Pagi, Jumat 03 Juli 2015.
Inilah renungan pagi pada tanggal 3 Juli, 2015 - hari Jumat di San Antonio, Texas.
Pembawa acara mengajak para delegasi yang hadir di GC Session untuk membuka dan membaca dari buku Wahyu 7 : 1 - 17 ; dan Wahyu 8:1-4 tentang Orang yang di materaikan dan pemateraian ke tujuh.
Sebelum khotbah ada sebuah lagu pujian oleh Joy Alexander dan perkenalan pembicara oleh Ken Denslow dari North American Division
Pengkhotbah renungan Jumat pagi adalah Miss Sikhululekile Hlatshwayo asal dari Zimbabwe, tamat kuliah tahun 2006 dari Andrews University.
Kesaksian sebelum Khotbah dibawakan oleh Dr. Yasmin Sultana Muchindu dari Southern Africa Indian Ocean Division mengenai pertobatannya menjadi seorang kristen.
Dan bacaan ayat sebelum khotbah diambil dari buku Yesaya 55 : 6 " Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selam Ia dekat! " oleh Pdt Geoffrey Mbwana, Vice President GC.
Judul khotbah Sikhululekile adalah "The Sign of His Return " yang didahului oleh lagu special dari Triadelphial Men's quartet pimpinan Pdt Ted Wilson.
Dalam pendahuluan khotbahnya, Sikhululekile mengatakan Amerika bukanlah negara pertama yang melegal-kan pernikahan sejenis ini.  Namun sebagai negara yg diinterpretasikan oleh nubuatan akan menjadi binatang yang kedua di dalam buku Wahyu, hal ini memperlihatkan pengaruh negara super power ini untuk menyatukan kekuatan melalui kongres di dalam menjalankan kekuasaan yang diberikan oleh binatang pertama.
Kadang kita terganggu dengan bagaimana cara untuk menyampaikan kabar tentang Yesus. Apalagi menembus generasi canggih sekarang ini.  Metode apa yang harus kita gunakan untuk menjangkau generasi milenium?
Tapi dalam hal ini, Tuhan tidak khawatir tentang metode apa yang mau dipakai ; tetapi dia memilih siapa orang yg tepat untuk menyampaikan Pekabaran itu.
Pengkhotbah mengambil dari buku Lukas 2: 21-26 bagaimana Tuhan memilih orang biasa seperti Simeon yang menyediakan hatinya untuk mendapatkan kecurahan Roh Kudus.
Bila kita akan memberitakan firmanNya, maka kita tidak perlu takut karena kita memberitakan Kebenaran.
Umat Advent memiliki Kebenaran sehingga kemana pun umat Advent pergi hendaknya menceritakan hal itu. Apalagi dunia sekarang sudah siap untuk mendengarkan Kebenaran / Firman Tuhan ini.
Tantangan keadaan di dunia hari ini sama seperti Adam.
Adam tahu tentang kebenaran Allah dan Adam tahu tentang kesalahan Hawa, tapi dia memilih untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh pasangan hidupnya.
Bicara tentang pengetahuan yang kita punya, kita tidak boleh seperti Adam yang ternyata lebih buruk dari keadaan Hawa.
Kebenaran yang kita percayai itu adalah seperti pekan penciptaan dan hari Sabat, dimana kita tidak peduli apa yang dikatakan oleh scientist tentang penciptaan, karena kita sudah tahu tentang Kebenaran itu !
Begitu juga dengan perkawinan, bahwa hanya ada satu perkawinan yang benar yaitu ada satu orang laki-laki dan perempuan. Maka itu, kita tidak mesti peduli kepada apa gaya hidup orang dunia dewasa ini.
Kebenaran adalah kebenaran, dan bukan gaya hidup !
Kembali Sikhululekile mengutip cerita dari buku Lukas 2, ketika Simeon memeluk bayi Yesus di tangannya, dia tahu bahwa Yesus adalah Juruselamat itu, dan dia tahu Nubuatan Nabi Daniel dan Inilah ( Yesus )  Raja yang akan diurapi itu, dan Simeon mengatakan " inilah Dia yang akan menyelamatkan Israel dan menjadi Kemuliaan."
Hal ini berbeda dengan para Imam dan ahli taurat yang mendengar kabar kelahiran Yesus dari orang Majus dan pergi menghadap Herodes.
Mereka tahu kedatangan-Nya tapi mereka tidak mau menyiapkan diri bagi kedatangan-Nya.
Bila kita sedang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali, haruslah kita yang sudah tahu menyiapkan diri kita untuk kedatangan-Nya.
Sikhululekile mengutip tulisan Ny Ellen G White bahwa apabila kita benar-benar sedang menantikan  kedatangan Yesus yang kedua kali; marilah kita mendidik anak-anak kita untuk mencintai pekerjaan misionaris yg membawa injil ke tempat-tempat yang tidak dikenal orang sekalipun ! ; dan mungkin kita sendiri tidak akan diketahui atau dikenal oleh orang-orang.
Himbauannya : Jangan menghalangi anak-anak untuk menjadi misionaris !
Karena ini adalah cita-cita lain yang juga bagus untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan.
Maka itu doronglah anak-anak kita untuk menjadi misionaris apabila kita benar-benar sedang menantikan kedatamgan Yesus yang kedua kali.
Pengkhotbah membuka pikiran pendengar dengan bertanya bagaimana kita bisa mengerti hal yang semestinya kita hidupkan dan tidak mempengaruhi kita untuk melakukan hal itu ?
Nah, bilamana kita sudah tahu tentang Kebenaran itu berada di depan kita, janganlah kita terganggu dengan hal lain seperti bagaimana kita harus tahu untuk membangun gereja kita. Dan yang sangat diperlukan saat ini adalah agar kita menjaga dan membangun hubungan pribadi dengan Tuhan.
Kita tidak perlu membuka Alkitab hanya untuk supaya siap berdebat, atau untuk membuktikan siapa yang benar. Tetapi marilah kita siapkan diri untuk mendapatkan hubungan pribadi dengan Tuhan secara khsusus.
"Kita harus melihat Yesus ! Saya harus melihat Yesus. Anda harus melihat Yesus. Dan kita akan saling memperhatikan satu dengan yang lain di hadapan Yesus bila kita mencari Dia setiap hari." ungkap Sikhululekile.
Tentang kebenaran Sabat, atau kebenaran perkawinan, dikatakan " bahkan setan percaya akan kebenaran itu."
Setan percaya  akan firmanNya. Dan setan melakukan sesuatu untuk itu dengan cara mereka gemetar, bisa dibaca dalam buku Yakobus 2:18.19 " Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. "
Kita yang sudah tahu tentang Kebenaran itu. Kalau kita percaya, maka kita akan melakukan kebenaran itu.
Seandainya kita percaya, tetapi sesungguhnya kita menentang, maka kita akan sama seperti setan ! dan kita pasti akan gemetar.
Oleh sebab itu bilamana kita yang sudah tahu tetapi tidak melakukan sesuatu, maka kita lebih buruk dari setan ! menurut Sikhululekile berdasarkan Kitab Yakobus.
"Dan bilamana anda percaya tetapi tidak ada korespondens anda dengan Tuhan, itu lebih berbahaya dalam kehidupan sebagai orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus.
Kita harus menjadi lebih baik karena kita memiliki Kebenaran dari Alkitab, terang dari Roh Nubuat.
Kita harus menjadi orang tua yang lebih baik, suami yang lebih baik, isteri yang lebih baik.
Dunia ingin melihat sesuatu yang lebih baik. Kita harus mengubah cara bicara kita dan cara berjalan kita!
Kita harus berdoa lebih banyak untuk meminta kuasa menjadi orang yang lebih baik."
Itulah inti pekabaran / renungan Jumat pagi ini yang dibawakan oleh Sikhululekile.




Sumber: Stevanus S. Widjaja, Milis A.I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar