Sabtu, 11 Juli 2015

GC 60th: Riwayat J.N. Andrews.

SAN ANTONIO-Texas (02-11-July 2015.
Laporan hari ke 8, Kamis malam, 9 Juli 2015 waktu San Antonio.

Kebaktian dan laporan kemajuan perkerjaan Tuhan pada malam hari ini diawali dengan beberapa lagu pujian dan doa.
Seluruh hadirin menyanyikan lagu buka “Jesus is Coming Again.”  Kemudian lagu tema “We Have This Hope.”
Pembacaan Follow The Bible diambil dari buku Lukas 6:12-17 oleh Elder Joseph Parmanyari dalam bahasa Swahili.
Divisi Asia Selatan untuk membawakan laporan kemajuan pekerjaan Tuhan pada malam itu.
Ketua Divisinya Elder John Rathinaraj mempresentasikan laporan dalam kemasan tayangan video.
Inilah Divisi dengan jumlah 4 negara  saja yaitu : Bhutan, India, Maldives dan Nepal.
Kemajuan pekerjaan Tuhan di Divisi yang berpenduduk 1.2 milyar dibarengi dengan adanya pertumbuhan Gereja lebih dari 4000 jemaat.
Berbagai institusi pendidikan dan rumah sakit juga  berkembang di Divisi ini dan salah satunya Spicer University termasuk yang paling maju di Divisi ini.
Gempa bumi di Nepal yang menarik perhatian dunia diceritakan menjadi tempat kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Gereja.  Sementara itu Hope Channel India yang telah berdiri sejak tahun 2008 saat ini mengudara dalam bahasa Hindi, Tamil, Inggris, Malayalam dan Telugu, mengingat begitu banyak bahasa di Divisi ini.  Namun pekerjaan Tuhan di dorong untuk terus ditingkatkan berkat pertolongan doa semua umat.
"Aeolians " adalah sebuah choir anak muda kulit hitam membawakan lagu “How Great Thou Art” yang begitu indah dan penuh semangat.
Pdt. James R. Nix, Direktur Ellen White Estate kembali membawakan kesaksian khusus tentang Pdt. John Nevins Andrews dan memulai dengan membaca ayat dari buku Filipi 3:13,14:
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Mengulangi informasi singkat kemarin malam tentang John Nevins Andrews (1829-1883) beliau adalah misionaris pertama yang ditunjuk secara resmi oleh Gereja Advent keluar Amerika.
Pdt. Andrews menulis buku tentang Sabat.  Beliau menjadi Ketua GC pada periode 1867 s/d 1869.  Dan kemudian menjadi Editor Review and Herald (1869 s/d 1870).  Selain itu Pdt. Andrews juga dikenal sebagai seorang pelajar Alkitab yang brilian.
John Andrews lahir dan besar di Maine dari orang tuanya bernama William dan Sarah Andrews.
Di masa remajanya John telah rajin membaca dan pada tahun 1840 ( usia 11 tahun) John meminta ayahnya untuk membelikan Alkitab agar dia bisa membaca dan mempelajarinya sampai selesai.
Di usia remaja John sudah mengerti Alkitab dalam 7 bahasa, termasuk Gerika, Ibrani, dan Latin.
Dia menjadi pengikut gerakan Miller pada masa remaja, dan tahun 1845 dia telah menguduskan Sabat.  Di usia remaja ini dia telah bersama-sama dengan James dan Ellen White serta beberapa anak muda lainnya untuk memulai gerakan Advent yang kemudian menjadi GMAHK.
John Andrews menikah dengan Angeline Stevens (saudara dari Harriet Stevens isteri dari Uriah Smith) dan dikaruniai 4 orang anak.  Dua anak mereka meninggal saat masih kecil di New York.  Dan dua lainnya dikenal dengan nama Charles dan Mary.
Tahun 1872, isterinya Engeline meninggal dunia.  Kemudian setelah istrinya meninggal di tahun 1874, Pdt. J.N. Andrews menerima tugas mulai sebagai misionaris.
Tanggal 15 September 1874, bersama dua orang anaknya Charles (17 tahun) dan Mary (12 tahun), John yang seorang duda berlayar menuju Swiss dari Boston.
Di tempat yang baru itu, Charles dan Mary mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang-orang disana karena di Swiss populer dengan memakai bahasa Perancis.
Tetapi mereka berusaha keras untuk belajar bahasa Perancis.  Bahkan keluarga Andrews membuat perjanjian untuk bicara bahasa Perancis 23 jam dalam sehari ; dan perjanjian itu disepakati dan ditanda-tangani bersama.  Selain John, kedua anaknya juga adalah misionaris, karena mereka membantu ayah mereka dalam pekerjaan penerbitan di sana.  Charles Andrews (1857-1927) sendiri kemudian menikah dengan gadis Swiss dan tinggal di sana.
Mereka kemudian pindah ke Basel dan melakukan pekerjaan misionari mereka di sana.  Majalah Signs of the Times berbahasa Perancis pertama diterbitkan pada bulan Juli 1876.
Semua pekerjaan penerbitan dibuat oleh Pdt. Andrews dalam bahasa Inggris, sehingga kemudian harus diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis.  Mary anaknya kedua ternyata diberikan kemampuan oleh Tuhan seperti ayahnya yang sejak usia remaja dengan mudah mempelajari bahasa asing, akhirnya menjadi penterjemah.  Gadis 14 tahun itu akhirnya membatu untuk menjadi prove reader dari bahasa Inggris ke bahasa Perancis sebelum dicetak.
Sayang sekali, tidak lama kemudian Mary mulai menderita batuk, yang tadinya dipikir hanyalah batuk biasa.  Setelah batuk itu tidak sembuh, dokter di Swiss mengatakan bahwa Mary menderita TBC (di masa itu TBC adalah penyakit yang mematikan) dan Pdt. Andrews merawat anak gadisnya ini di rumah sambil melakukan tugas-tugasnya.
Tahun 1878, James White sebagai ketua GC mengirimkan surat undangan kepada John Andrews untuk menghadiri GC Session di Battle Creek Michigan.
Mereka ingin mendengarkan laporan kemajuan pekerjaan GMAHK di Eropa.  Di saat itu Pdt. Andrews membalas surat undangan itu dengan bermohon untuk membawa anak Mary kembali ke Amerika atas biayanya sendiri.  Permohonannya itu disetujui dan di tahun itu berangkatlah Pdt. Andrews dan anaknya Mary menuju Amerika.
Di GC Session tahun 1878 itu, Pdt. Andrews memberikan laporan yang luar biasa bagaimana Tuhan telah memimpin pekerjaan di Eropa.  Sementara itu, Mary dibawa ke Sanitarium yang dikelola oleh seorang dokter muda yang jenius, John Harvey Kellogg.  Diagnosa dr. Kellogg atas penyakit Mary adalah sama dengan dokter di Swiss, dan dia mengatakan tidak ada yang dapat dibuatnya untuk Mary.  Pada hari-hari itu, Pdt. Andrews tidak ingin kehilangan anak gadisnya yang selama ini telah sangat membantu dia.  Dia sendiri menjaga Mary di kamar perawatan, sampai-sampai dr. Kellogg harus menegurnya dan meminta Pdt. Andrews untuk tidak boleh berlama-lama di dalam kamar Mary agar tidak terjangkit TBC.  Tanggal 27 November 1878, Tuhan mengizinkan anak gadis itu beristirahat sementara dalam kematian.  Pdt. Andrews menuliskan tentang anak yang sangat dikasihinya itu dalam secarik kertas yang masih tersimpan di museum Andrews University, sebuah kesaksian dari seorang ayah bagaimana anaknya itu telah sangat membantu dia dalam pekerjaan misionaris, dan bagaimana dia telah berjuang dalam iman dan pengharapan.  Siapakah yang dapat menggantikannya?  Pdt. Andrews cukup larut dalam kehilangan anaknya ini, sehingga dari Texas, Ellen White menulis surat yang memberikan penghiburan dan kekuatan kepadanya bahwa ada pengharapan untuk bertemu dengan isterinya Angeline dan Mary.  Dan dengan semangat yang baru, akhirnya Pdt. Andrews kembali ke Eropa untuk melanjutkan pekerjaan penerbitan di sana.
Beberapa saat kemudian, John mulai batuk-batuk dan dia menganggap hanya batuk biasa saja.
Tetapi batuk itu tidak pernah sembuh, dan dokter mamastikan bahwa John Andrews telah terjangkit penyakit TBC.  Dalam sakitnya Pdt. Andrews terus berkerja dan berjuang.  Beritapun sampai kepada keluarganya di Amerika yang memaksa ibu dari Pdt. Andrews yang kini telah menjanda berlayar ke Swiss untuk mengurusi puteranya yang tercinta.  Namun kondisi Pdt. Andrews semakin memburuk dan dia menulis surat kepada saudara iparnya, Uriah Smith dan sahabatnya dalam pelayanan khusus di penerbitan dan penelitian ; dalam suratnya Pdt. Andrews menceritakan kondisinya yang terus menurun, dan dia mengatakan bahwa akan terus bekerja bagi Tuhan sampai dia dipanggil oleh-Nya.
Tanggal 22 Oktober 1883, tepat 39 tahun setelah kekecewaan besar, Pdt. John Nevins Andrews beristihat dari jerih lelahnya di bumi.  Sebelum beliau meninggal, dia minta secarik kertas dan bollpen.  Singkat tulisannya, “Jika ada hal lain yang dapat saya lakukan untuk Tuhan, akan saya lakukan.  Kepada pelayanan di Swiss saya tinggalkan 500 dolar.” cerita Pdt. James R. Nix pada malam itu.  Tak berapa lama, Organisasi GMAHK mendedikasikan kesetiaannya menjadi nama perguruan tinggi kita yang terkenal yaitu Andrews University di Michigan, USA.
Namun lebih dari itu, diantara sedikit nama yang pernah disebutkan oleh Ellen White dalam pena inspirasi ‘memastikan’ bahwa John Andrews akan berada di surga nanti.


Pdt. James R Nix kemudian mengutip sebuat tulisan dari Ellen White: “Saya melihat bahwa pekabaran ini akan berakhir dengan kuasa dan kekuatan yang melebihi tangisan tengah malam itu.” Early Writings, 278.  Untuk menyelesaikan pekerjaan misi yang sudah dilakukan oleh para pioneer yang tak pernah mengenal lelah dan  menyerah itu kita harus mengatakan: “Kalau bukan kita, siapa lagi?  Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”  Selesai pemaparan riwayat hidup Pdt John Andrews oleh Pdt. James R. Nix, acara dilanjutkan oleh Pdt. Ed Walker dan istri memimpin doa persekutuan malam ini.   Michael Harris kemudian membawakan lagu pujian “Wonderful, Merciful Savior.”
Pdt. Harald Wollan. Associate Secretary GC, memperkenalkan Divisi Trans Eropa untuk membawakan laporan kemajuan pekerjaan Tuhan di sana.
Ketua Divisi Pdt. Raafat A. Kamal kemudian membawakan laporannya dengan cara lama, bahwa Divisi yang baru direorganisasi kembali tahun 2012 ini terdiri dari 22 negara yang mapan, mementingkan common sense dan sangat sekular.
Meliputi Denmark, Irlandia, Inggris, Skotlandia, Norwegia, Swedia, Polandia, Hungaria hingga Yunani.  Memiliki keanggotaan sekitar 81.000 jiwa di antara 750 juta penduduk.  Meskipun ada 1100  lebih jemaat di sana.  Dalam video presentasi ditampilkan sebuah drama berjudul “be One Light” tentang bagaimana sulitnya menjangkau orang-orang di negara-negara tersebut.
Kemudiam The Atteys (grup musik dari Afrika Tengah Barat) membawakan lagu pujian berjudul “Your Plan For Me.”
Kemudian Rosa T. Banks, Associate Secretary GC, memperkenalkan Divisi Afrika Tengah bagian Barat untuk membawakan laporan mereka.
Pdt. Gilbert Wari, Ketua Divisi mempresentasikan cuplikan kemajuan pekerjaan Tuhan di sana dalam bentuk video.  Divisi ini terdiri dari 22 negara dengan populasi sekitar 350 juta jiwa.  Membentang dari Mauritania, Mali, Nigeria, Chad, Kamerun, Gabon, juga juga Ghana, Pantai Gading sampai Senegal.  Jumlah keanggotaannya mencapai 900 ribu orang dari 3400 jemaat dan terdapat beberapa Universitas di Divisi ini, juga pelayanan melalui kesehatan.  Di akhir presentasi, ketua divisi mengajak delegasinya untuk bersama-sama tampil di atas panggung dengan segala pernak pernik dan baju khas negara masing-masing.
Elder Jacky Smith kemudian memimpin doa penutup dari semua kegiatan malam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar